CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Aug 17, 2014

Idul Fitri di Arab Saudi





Idul Fitri tahun ini adalah pertama kalinya saya merayakan lebaran tidak bersama orang tua karena sejak setahun lalu saya menemani suami berkuliah di Arab Saudi. Ternyata lebaran di Arab Saudi itu tidak seperti biasanya yang kita lakukan di Indonesia. Pada malam sebelum Sholat Ied biasanya di kampung halaman saya mengadakan takbir bersama-sama di seluruh masjid dan musholla, namun ternyata di Arab Saudi tidak ada takbiran kecuali hanya sesaat sebelum Shalat Ied didirikan. Ada hal lain yang membuat kangen dengan suasana lebaran di Indonesia, biasanya di Indonesia keluarga-keluarga saling mengantar makanan ke saudara mereka yang lebih tua serta ramai dengan suara takbir yang menggema ke seluruh kampung. Bahkan bagi beberapa orang di Indonesia selalu membakar petasan dan kembang api dalam rangka memeriahkan suasana Idul Fitri.
Pada hari Idul Fitri pertama saya di Arab Saudi, kami lakukan di Masjid Raja Abdullah kampus King Abdullah University of Science and Technology atau yang bisa disebut KAUST tempat di mana suami saya berkuliah. Idul Fitri tahun ini jatuh pada hari Senin tanggal 28 Juli 2014 sama seperti tanggal yang ditetapkan oleh Pemerintah di Indonesia. Sholat Ied dilaksanakan pada pukul 06.10 pagi waktu setempat. Setelah sholat Ied dipimpin oleh sang imam, dilanjutkan dengan khutbah. Setelah khutbah selesai, para jamaah saling bersalaman seraya mengucapkan “Ied Mubarok” dan beberapa orang ada yang membagikan permen cokelat dan kue kering kepada para jamaah.
Saya bersyukur di KAUST ada beberapa sahabat asal Indonesia yang tidak mudik ke kampung halamannya, sehingga selesai sholat Ied kami bisa berkumpul untuk mengadakan halal bihalal sesama warga Indonesia. Kami para wanita membagi tugas untuk membawa makanan untuk dibawa dan dimakan bersama saat halal bihalal. Ada yang bertugas memasak opor ayam, lontong, gulai, rendang, sambel goreng, gorengan, es buah, rujak, dan banyak lagi.  Namun sayang sekali tidak ada kue nastar dan astor seperti di rumah. Di acara halal bihalal turut hadir mahasiswa dan pekerja, mereka semua sudah seperti saudara sendiri. Kami berkumpul bersama dan makan masakan Indonesia, saya merasa seperti berada di Indonesia.
Lebaran tahun ini saya merasa ada yang kurang karena saya hanya bisa video call bersama orang tua. Karena tak ada saudara yang kita kunjungi, akhirnya saya dan suami bersilaturahim dengan Bu Endang, beliau adalah pengajar di sekolah anak-anak Indonesia (Darul Ulum). Saya belum pernah ketemu dengan bu Endang dan suami saya baru ketemu sekali saat jadi saksi pemilu tahun ini. Sekali bertemu sudah seperti orang tua sendiri.

Taqoballohu minna wa minkum :)
A. Sofiyah 


No comments:

Post a Comment