CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

May 29, 2014

Terus Huznuzon kepada-Nya dalam Setiap Situasi



Seminggu sudah dikabarkan bahwa kehamilanku mengalami keguguran “miscarriage”.  Meskipun demikian, ketika mendengar kabar itu dari dokter, hati saya sebenarnya merasakan lebih lega dan tenang. Kenapa saya lega dan tenang? Karena saya mengalami kehamilan yang aneh. Saya hamil tapi mengeluarkan darah layaknya haid. Jadi saya bersyukur karena masalah yang sempat mengkhawatirkan saya ternyata terjawab sudah oleh hasil uji laboratorium, yaitu darah yang keluar kemarin adalah si dedek bukan sebuah penyakit. :’] Innalillahi wa inna ilahi rojiun (hanya kepada-Nya kita kembali). Entahlah apa penyebab keguguran tersebut, yang pasti semua ini sudah kehendak-Nya.
Awal Mei kemarin saya memang berdoa agar Alloh izinkan bulan ini saya hamil. Karena In Sya Alloh ibu saya tanggal 11 Juni mau datang ke sini dan in sya Alloh akan melaksanakan ibadah umroh, saya ingin menemani beliau tanpa terganggu si bulan datang. Tapi itulah rencananya manusia. Saya percaya skenario-Nya lebih lebih baik dari skenarionya manusia.
Ketika ketahuan hamil, senang ternyata Alloh kabulkan doa saya dengan cepat. Tapi ternyata Alloh sedang menguji kesiapan saya  untuk menjadi seorang ibu. Berbaik sangka terus sama Alloh. Saya merasa belum pantas. Saya dan suami mempunyai cita-cita menjadikan keluarga kami kelak menjadi keluarga Qur’ani, keluarga yang hari-harinya selalu dihiasi dengan Al Quran.  Saya dan suami masih dalam proses untuk menciptakan keluarga Qur’ani terutama membuat kebiasan-kebiasaan yang memantaskan kami menjadi keluarga Qur’ani mulai dari melakukan murojaah setiap ba’da Subuh, habis Magrib setoran hafalan meskipun sedikit namun dilakukan secara rutin. Meskipun demikian, kami merasa bahwa ilmu tentang mendidik anak masih sedikit. Jadi saya tetap bersyukur atas kejadian ini.
Saya dan suami terus huznudzon kepada Alloh SWT, kami masih diberikan kesempatan untuk “pacaran” lebih lama. :] kalau kata orang yang sudah punya anak waktu buat berdua itu sulit karena sang anak mulai ada rasa cemburu hehe jadi, setelah kejadian ini mereka semua menasehati “udah nikmatin aja pacarannya nanti kalau sudah ada anak repot dan gak ada waktu untuk pacaran berdua”. :]
Alhamdulillah segala Puji bagi Alloh yang Maha Kaya Yang Maha Berkehendak. Engkau-lah yang menyatukan kami. Hal yang sangat berat buat saya, saya harus kehilangan dedek yang sangat saya inginkan. Ya memang bersyukur saat kita bahagia itu mudah tapi bersyukur saat tertinpa musibah itu sulit diterapkan. Huznuzon tanpa batas :]

Anik Sofiyah

May 21, 2014

K.A.M.U



Beberapa hari ini lagi merasakan bersyukur banget banget banget  saya diberikan Alloh suami yang luar biasa. Bagiamana tidak luar biasa ya. Semenjak saya dikabarkan bahwa saya sedang mengandung anak kami. suami saya sangat menjaga saya untuk tidak capek. Entahlah kehamilan saya ini normal atau tidak karena ada darah yang terus keluar layaknya haid. Suami hanya memintaku untuk istirahat dan kita berikhtiar, kalau anak kami nanti akan terjadi apa-apa, kami tetap huznudzon bahwa Alloh sudah menyiapkan kado istimewa buat kami berdua.
Tinggal di Negara orang jauh dari keluarga membuat kami benar-benar merasakan susah-senang sama-sama. Mungkin kalau kami tinggal sama orang tua, suami bisa kerja tanpa harus memikirkan “istri saya makan apa ”. karena biasanya kalo kami tinggal di rumah bersama orang tua, kami sudah dimassakin makanan. Karena kami tinggal berdua, kami menyelesaikan masalah ini berdua.
Suami saya adalah salah satu penerima beasiswa PhD di KAUST (King Abdullah University Science and Technology). Di jurusan yang dia ambil ya itu Material Science. Di jurusannya ada ujian qual yaitu mata kuliah wajib akan diujianin untuk penentuan lanjut atau enggak beasiswanya disini. 1 Juni mendatang adalah jadwal dia ujian.
Tinggal di KAUST Alhamdulillah kami dapat fasilitas yang luar biasa dapat flat/ apartemen dengan segala isinya. Karna kami belum mempunyai anak, kami dapat fasilitas kamar 1 dan kamar kami di lantai 2. Jadi segala aktifitas kami biasa naik-turun tangga. Sedangkan hamil muda seperti saya ini, dilarang untuk naik-turun tangga.
Bisa dibayangkan ya… istri lagi hamil muda, dia harus membagi waktu buat belajar dan mengurus istrinya.
Beberapa hari ini saya bed rest di kamar. Kegiatan saya, saya lakukan hanya dikamar. Semuanya di handle sama suami. Huhuhu kasian banget suami saya, beliau harus masak, menyiapkan makanan buat saya, dan segala aktivitas yang biasa saya lakukan. Untuk makanan bisa si beli di kantin kampus atau beli makanan cepat saji. Tapi beliau gak mau karna dia gak tau cara masaknya dan belum terjamin kesehatannya. Beliau putuskan untuk masakin saya. masyaAlloh. I love you sayang.
Beliau masakin, beliau anterkan makanan ke kamar, beliau nyuci piring dan beliau harus bagi waktu kapan dia harus belajar untuk mempersiapkan qualnya. Ya Robb… subhanalloh, walhamdulillah, wa laa ila ha illoh. Ketika beliau tidur dan saya terbangun, saya pandangi beliau ya Robb,, Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Saya makin banya bersyukur  Engkau kirimkan saya suami yang hebat. Alhamdulillah. Terima kasih Ya Robb…
Terima kasih abang buat tenaganya, buat masakannya, buat dukungannya, dan buat doanya. Maafin kesalahan-kesalahanku ya sayang. Semoga Alloh mudahkan kita dalam mengapai cita-cita kita. Semoga Alloh selalu lindungi kamu, karena hanya Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan Hanya Dia-lah sebaik-baik Skenario. Love you Due to Alloh
-Anik Sofiyah-

Kehamilan Pertama


Malam ini, saya merasakan mendapatkan pencerahan dari seorang teman yang saya kenal di Saudi. Semenjak disini Desember silam, Saya merasakan beliau teman perjuanganku dakwah disini. Sama-sama dependent soalnya hehe.
Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan hal yang belum pernah terjadi, saya mendapatkan flek (Spotting) layaknya ketika si bulan datang. Tapi anehnya saya baru selesai datang bulan pada tanggal 03 Mei. Ini yang membuat saya bingung karna belum pernah saya alami sebelumnya. Tinggal jauh dari orang tua dan Dokter yang mudah dijangkau membuat saya dan suami kebingungan. Akhirnya, saya putuskan untuk tunggu sampai darah itu keluar. Tapi siang hari sudah tidak keluar lagi.  Saya bertanya dengan kakak ipar saya dan teman-teman yang telah memiliki anak. Mereka bilang cepat ke Dokter Nik, bisa jadi itu tanda-tanda kehamilan. Hah hamil? Tapi bulan kemarin saya masi haid belum telat. Merekapun ikut bingung apa yang saya alami. Akhirnya, sore itu saya putuskan untuk beli pregnancy test dan langsung saya gunakan saat sampai di rumah. Ya Alloh gak percaya ternyata stripnya 2. Hamilkah saya? Saya cerita ke kakak ipar apa yang terjadi. Dia bilang tunggu sampai 2 pekan lagi aja dek.
Tinggal disini, kalau mau ke dokter harus buat appointment terlebih dahulu, karna ini fasilitas kampus klinik disini juga ngantri. Hehe buat hari ini, bisa dapat Dokter 2 pekan lagi.
Keesokan harinya saya ngeflek lagi. Ya Alloh apa yang terjadi dengan saya?. Saya hubungi suamiku yang sedang di kantor. Alhamdulillah suami bekerja sebagai seorang riset. Jadi gampang pulangnya. Beliau hubungi Klinik ternyata jadwal dokter penuh. Akhirnya diputuskan ke emergency karna takut terjadi apa-apa. Kami ceritakan apa yang terjadi ke Dokter, Alhamdulillah dokter bilang It’s oke insyaAlloh will be oke. Dia USG saya. Tapi karna belum kelihatan maka diputuskan untuk di ambil darah. Dan meminta saya untuk bed rest. 2 jam lagi hasilnya keluar. Alhamdulillah saya positif hamil. Tapi Dokter bilang hormon saya masih sedikit karna usianya mungkin masih seminggu.3 hari lagi dokter meminta saya untuk cek darah.
Alhamdulillah betapa bahagianya saya dan suami tahu kalau saya sedang mengandung anak kami.  ketika itu saya bertanya dengan teman saya disini yang telah memiliki anak dan sedang mengandung anak ke dua.
“ Mba, bagaimana cara menaikan hormon kehamilan (HCG)? Saya bertanya padanya.”
“Dia menjawab : itu natural Nik, kalo janinnya berkembang hormonnya akan bertambah dengan sendirinya, tapi kalo janinnya tidak berkembang hormonnya makin berkurang.”
“Seketika itu sedih menghampiri. Semangatku seakan pudar. Aku hanya bisa berdoa Hasbunalloh nalloh wa’ni mal wakiil.”
“Dia menjawab : anak itu udah dicatatkan di Lauful Mahfuzd Nik. Waktu saya keguguran kemarin saya seakan ditampar sama Alloh. Awalnya aku juga mikir kalo memiliki anak adalah sebuah kebahagiaan atau pride tapi sebenarnya itu adalah amanah yang besar buat saya. “
“ emot sedih. Iya ya mba. Terima kasih sudah diingatkan mba :*” jawab saya padanya.
Malam ini saya benar-benar belajar ternyata pandangan saya selama ini salah. Saya meilhat teman-teman yang sudah dikarunia anak adalah sebuah pride tapi ternyata itu salah. Ketika anak itu hadir Ia bukan hanya sebuah kebahagiaan semata tapi, ada amanah yang sangat besar dan sebuah tanda tanya yang besar “bisakah kami menjaga dan mendidiknya?” sebagaimana Tuhan telah memberi amanah itu ke kami. -.-  Hasbunalloh wa ni’ma wa’kiil 

-Anik Sofiyah-


Kado Alloh yang Membuatku Hidup





Kini mereka tak lagi muda,
Rambutnya semakin memutih
Kulitnya semakin banyak kerutan.
Tubuhnya tak lagi sekuat dahulu.
Dalam diamku ada tanda tanya yang menghampiri
Bahagiakah mereka saat ini melihatku?

Y a Robb……
Entah sampai kapan aku masih bisa melihat senyumnya?
Entah sampai kapan aku masih bisa mendengar nasihatnya?
Entah sampai kapan aku masih bisa merasakan pelukannya?

Ya Robb…
Izinkan aku membahagiakannya
Izinkan aku mewujudkan mimpi-mimpinya di masa mudanya
Izinkan aku belajar sepertinya yang gigih demi membahagiakan orang terkasih
Izinkan aku belajar sepertinya yang rela begadang demi sang buah hati

Ya Robbi…
Bila suatu saat aku tak lagi melihatnya lagi disini.
Berikan ia senyuman yang indah saat aku melihat untuk terakhir kalinya
Bila suatu saat aku tak lagi mendengar nasehatnya
Izinkan aku membahagiakannya dalam doaku
Bila suatu saat aku tak lagi merasakan pelukannya
Biarkanlah ia merasakan manisnya surga-Mu

Segala Puji bagi-Mu yang telah memberikanku orang tua hebat
Orang tua yang mengajarkan saya tentang syukur
Orang tua yang mengajarkan menggapai mimpi
Orang tua yang selalu mengingatkan akan hakikat hidup
Terima kasih untukku orang tuaku
salam rindu dari anakmu di tempat di mana Qur'an itu diturunkan


- Anik Sofiyah-

May 9, 2014

Bersyukurlah tinggal di Indonesia



Belakangan ini lagi seneng banget denger kajian Ust. Kholid Basalamah. Yah resiko tinggal jauh di Indonesia, kalau di Indonesia saya bisa leluasa ikut kajian2 kesana-kemari mengendarai motor. Kalo di sini kalo ngaji pekanan aja kadang harus pakai skype atau berangkat dengan muhrim dengan perjalanan yang lumayan jauh (Thuwal-Jeddah 2 jam).  Alhamdulillah teknologi semakin maju dan di sini free wifi jadi bisa dengerin kajian Islam apapun yang kalian inginkan. Sekarang ini ga ada alasan lagi untuk bermalasan menuntut ilmu. Salah satunya dengerin kajian di Youtube. Biasanya saya dengerin bareng suami padahal kita sambil belajar, kadang sambil bebenah, kadang juga sedang masak. Komitmen kami berdua untuk menjauhkan segala musik. Mau nasyid atau lagu-lagu lainnya. Mimpi kami “Become The Family of Qur’an”. Aamiin yah daripada sambil masak/ bebenah/ngerjain tugas dengerin musik. Yah lebih baik setel murotal atau sambil dengerin kajian. :]
Pada saat itu, saat dengerin kajian tentang bersyukur. Banyak hal yang harus kita syukuri salah satunya bersyukur kita tinggal di Indonesia. Kenapa? (padahal saya sedang ngebujug suami buat tinggal di korea ^^ sebenernya si cuma pengen megang salju dan foto di bawah pohon sakura). Saat denger kajian ini. Suami senyum-senyum karena tuntutan saya bisa tertolak. Hehe yang harus kita syukuri tinggal di Indonesia:
Yang Pertama, kita tinggal didekat garis khatulistiwa yang hanya memiliki 2 musim (Musim hujan dan Musim kemarau) kalo musim durian, musim mangga, musim rambutan, musim kawinan itu juga salah satu keuntungan tinggal di Indonesia :D. Tinggal di Saudi subhanalloh di sini hujan bisa 1tahun sekali bisa dibayangkan. Mangkannya bisa terjadi banjir ketika hujan turun karna di sini tidak ada saluran air(selokan). Saya ingat sekali ketika bulan Januari kemarin hujan turun, jalanan kampus di Pel. Bayangkan jalanan dipel. Hehe cuaca yang ekstrim panasnya buanget ini sudah mendekati musim panas suhunya sudah 34-38 derajat :[ katanya musim panas nanti bisa sampai 55 derajat subhanalloh. Gak kebayang deh pada zaman Rasulullah dan sahabat Rasul menyebarkan dakwah Islam gimana. Dan di sini sering terjadi badai pasir. Hawanya lembab kayak di deket tungku, banyak debu(pasir). Subhanalloh. Bersyukur tinggal di Indonesia. Jadi malas keluar rumah saking panasnya. Suami pernah tinggal di Korea, beliau juga sering bilang musim dingin itu gak enak. Mau kemana-mana ga enak karna dingin banget. Mau naik kendaraanpun juga ribet karna salju di mana-mana. Bersyukur deh tinggal di Indonesia. Kalau mereka ditanya mungkin mereka tak ingin tinggal di Negara 4 musim. :]
                Yang kedua, soal makanan masyaAlloh deh Indonesia gudangnya makanan. Tempe busuk aja bisa jadi makanan kan. Di Saudi makanan apapun rasanya agak asem, banyak rempah-rempahnya, sekalinya manis, manis banget. Pertama kali datang kesini saya bener-bener gak mau makan kalo ga saya masak sendiri. Butuh beradaptasi yang cukup lama untuk menerima makanan disini. Di Indonesia banyak makanan yang halal jadi ga perlu repot ngecek makanan halal atau haram beruntung pemerintah peduli tentang hal itu. Di Korea jelas susah banget mencari makanan halal. Kalopun  ada masaknya bekas mengolah “bab*”.Di Saudi belum terjamin halal juga karna banyak makanan yang di impor dari Negara luar. Termasuk USA, Thailand, Australia, dll. Dan kalo kita ga teliti kita bisa menemukan makanan yang mengandung bab*. Terutama di swalayan. Kalo di daerah Mekkah dan Madinah insyaalloh sudah terjamin kehalalannya.
                Yang ketiga, soal tanaman bersyukurlah tanah di Indonesia tanah yang subur. Lempar biji jeruk langsung numbuh pohon jeruk. Di Saudi yang ada hanya pohon kurma, pohon kelapa. Sekalinya ada taman, pemerintah Saudi berani bayar mahal untuk irigasi dan mengolah tanah agar gembur. Terutama di King Abdullah University Science n Technology (kampus yang dibiayai langsung oleh raja Abdullah) masyaalloh disini sang Raja berani bayar miliyaran Dollar buat ngurusin tanaman doang. Beda lagi kalo di Korea di sana sejak perang dengan Jepang dan perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan. Tanaman disana mayoritas pohon pinus.
                 Jadi, bersyukurlah tinggal di Indonesia dengan cuaca yang baik, makanan yang halal dan lezat, serta tanah yang subur. Terkadang penduduk Indonesia ingin sekali negaranya seperti Eropa, Korea, dll disiplin, bersih, teratur. Padahal saya yakin kok Indonesia BISA seperti Negara maju seperti itu, kalo saja penduduknya peduli dengan lingkungan, gak egois, dan taat peraturan. Terkadang banyak yang ga disiplin alasannya ikut2an dengan yang lain atau punya moto “peraturan ada untuk dilanggar”. Kalo semua orang berpikiran seperti itu gimana Indonesia mau maju yang ada makin terbelakang. Padahal sudah banyak kok lembaga social yang peduli lingkungan. Yuk kita “ mulai dari diri sendiri-mulai dari hal yang kecil dan mulai dari sekarang (aa Gym). Untuk Indonesia yang lebih baik. (hehe kayak jargon pemilu). Tidak usah menyalahkan pemerintah, kita lakukan saja apa yang kita bisa lakukan. Mulai dari buang sampah di tempatnya. Kalo ga ada kita bisa taro di tas kita terlebih dahulu dengan selalu sedia kantong plastik untuk sampah.

By : Anik Sofiyah