CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Oct 22, 2021

"Me Time" Terbaik






Setelah memiliki 2 anak, kami sekeluarga tidak pernah umroh ber4. Tapi, kami sepakat memilih untuk umroh bergantian. Sehingga kami harus bermalam di hotel. Hotel harga mahasiswa. 

Setelah anak kedua lahir, aku selalu memilih umroh di malam hari. Ketika suami dan anak-anak sudah kenyang sehingga aku bisa lebih tenang meninggalkan mereka. Anak-anak tinggal baca buku dan tidur dengan daddynya. 

Sendiri di depan ka'bah tanpa memikirkan hal duniawi adalah me time terbaik yang pernah saya dapati. 

Dunia memang tak ada habisnya. Tak jarang anak dan pasangan menjadi menomer duakan kita dengan Allah. 

Duduk berdoa, tilawah, menangis, mengadu, berkhalwat dengan-Nya. Rasanya tak bisa terbayarkan.

Di detik-detik meninggalkan kota suci ini, ini adalah hal terberat. Meski masih 2 bulan lagi. Tapi, rasanya aku tak ingin menjauh. 

Suami hanya berkata, "insyaAllah 8 tahun di sini menjadi battery/tenaga untuk mengarungi tempat kita selanjutnya, sayang. Menjadi penerang dalam kegelapan. Kita lebih di butuhkan dan memberi manfaat di sana Insyaallah. "😊

Nabi SAW bersabda, “Setiap sehari semalam Allah menurunkan seratus dua puluh rahmat atas Baitullah. Enam puluh rahmat untuk yang melakukan tawaf, empat puluh untuk yang melakukan shalat, dan yang dua puluh untuk yang memandang Ka’bah.” (HR. Thabrani).

Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah/2: 127).

*foto bulan lalu
#ceritarantautepilautmerah #ceritanik2021 #mekkah #haramain

Oct 20, 2021

Lika-Liku Menjadi Istri Seorang Mahasiswa S3 di Luar Negeri (KAUST) part 1

"Alhamdulillah kita sudah lalui semuanya ya sayang."ucapku pada abang.

Lulus S3 di jurusan Science selama 7,5 tahun adalah waktu yang terlalu lama. Tapi, begitulah yang Allah takdirkan untuknya.

Ketika orang lain melihat di sosial media "enak ya hidup di luar negeri". Karena mereka tidak melihat bagaimana di kehidupan nyata.

Ketika dulu abang meminta saya ke bapak adalah untuk menemaninya kuliah S3. Yang saya akui memang tak mudah untuk di lalui.


Di jurusan abang Material Science/ Teknik Material ada ujian Qualifications Exam (QE). Dimana ujian ini penentu, dia bisa lanjut kuliah di sini atau tidak.

Tahun pertama dengan adaptasi baru kehidupannya dan pada saat itu saya sedang hamil lemah (tidak boleh bangun dari tempat tidur) karena setiap saya berdiri, saya mengalami pendarahan/ngeflek. Tapi, dia harus belajar untuk menghadapi ujian QE. Qodarullah dia gagal. Dari 3 mata kuliah yang di uji. Semuanya gagal. Alhamdulillah abang nego-nego dengan salah satu professor lulus 1 mata kuliah. Dan Alhamdulillah masih ada kesempatan untuk mengikuti ujian di kesempatan kedua. Dan ini adalah kesempatan terakhir. Dan qodarullah aku pun keguguran.

Belajar dari kesalahan. Ikhtiar yang kurang maksimal. Aku menyemangatinya. Belajar tanpa henti untuk bisa meneruskan mimpinya. Seirin berjalannya waktu Alhamdulillah dia dinyatakan lulus.

Setelah lulus Alhamdulillah rezeki selanjutnya aku hamil setelah satu tahun keguguran.

Awal datang ke sini, riset abang adalah tentang Fuel Cell. Aku tidak tau sih riset ini tentang apa. Yang ku tau ini salah satu bahan bakar yang sedang dikembangkan.
Professor adalah orang Eropa yang identik dengan santai.
Abang mulai kebingungan karna biasa di Korea yang kerja keras dari profesornya disini dia dibebaskan oleh professornya. Professornya suka traveling, jarang di lab, jarang membimbing mahasiswa atau scientistnya.
Benar saja dua tahun bersama Professor ini, beliau mengundurkan diri dari professor di sini dan riset abang hilang, labnya di tutup karna ada konflik internal.

Alhamdulillah ala kulli hal. Di kaust meski lab di tutup, professor pergi dia tetap bawa dana riset dari professor sebelumnya sehingga banyak professor yang mau. Hanya saja risetnya harus ganti karena lab sebelumnya di tutup.

Akhirnya di tahun 2016 abang menemukan riset baru yaitu di bidang baterai. Baterai untuk mobil yang saat ini sedang hits.

Professor keduanya ini berkewarganegaraan Taiwan. Tipilal orang China, Taiwan, Korea, Jepang kerja dengan mereka dituntut untuk efisien dan hard worker. Abang menemukan teman Kolaborasi yang sangat baik. Teman abang di satu lab dan satu professor. Dia kerja sebagai postdoctoral. Dia baik, banyak membimbing abang karena bidang baru, abang banyak belajar darinya. Hingga saat ini pun jadi teman kolaborasi di jurnal-jurnal ilmiahnya.

Bedanya S1 dengan S2/S3 dosen/professor tidak ngurusin hal-hal kecil. Kita mahasiswa harus memecahlan masalahnya sendiri. Professor tau laporan ketika meeting dan jurnal ilmiah yang terpublish.

Dua tahun berlalu, sudah banyak perkembangan bahkan abang banyak kolaborasi jurnal-jurnal ilmiah International. Professor pergi lagi. 😅
Tahun 2018, kalau di paksa lulus pun belum bisa karna data di bidang yang baru untuknya belum banyak. Qodarullah 

Akhirnya ganti ke professor ketiga. Professor baik hati, meski professor ini bukan di bidang baterai tapi mau menerima abang sebagai mahasiswanya. (Masi ada kelanjutannya di part 2 ya)

Lika liku yang abang lalui ini, pasti terasa berat di pundaknya. Beban yang dipikulnya bukan hanya memikirkan risetnya tapi tanggung jawab keluarga kecilnya dan keluarga besarnya. Tapi, dia tau banget ini hanyalah sebagian kecil ujian untuk mewujudkan mimpinya. 


Dari dulu sampai sekarang, dia tidur selalui menggenggam tangan saya, mungkin itu cara dia merasa lebih tenang dengan semua yang ia lalui. Tak lupa doa dari orang tua, orang-orang sholeh, doa di waktu mustajab.
Masyaallah tabarakallah 


*disclaimer ya. Cerita ini bukan mengeluh tapi, healing/ngeluarin uneg2. Mudah-mudahan bermanfaat

To Be continue ya!

Oct 16, 2021

Parent conference K3 Hijaz Proud of You!



Parent Conference bisa dikatakan pengambilan rapot 3 bulan sekolah. Kegiatan ini guru melaporkan hasil tes yang dilakukan guru ke anak kita.

Kami selaku orang tua di beri waktu 20 menit dan mengisi slot pukul berapa kita akan datang.

Selasa, 12 Oktober 2021. Anak-anak sekolah di liburkan. Tapi perpustakaan sekolah buka sehingga kami tetap bisa pinjam 10 buku di sana dengan atas nama akun orang tua. Artinya a.n saya.

Kami datang sekeluarga, tp suami dan anak2 di perpustakaan. Ms. Lisa Guru Hijaz saya sudah mengenalnya dengan baik. Karena sy pernah kerja sebagai asisten guru dengan Ms. Fabiana. Salah satu sahabat beliau.

Ketika saya datang, beliau sampaikan hasil tes yang beliau lakukan. Alhamdulillah masyaallah tabarakallah hasilnya tes sound of alphabet dia benar semua. Mathnya pun hijaz bs melakukan tanpa mnghitung dengan suara.
Catatan gurunya Hijaz sangat fokus. It's very good. Art worknya, PE, Islamic masyaallah anak ini.

Betapa orang tua bahagia mendengar seperti ini. Tak terbayangkan bagaimana ketika kelak istigfar dia atau doa2 dia menjadi penerang saya di alam kubur. Masyaallah tabarakallah


Semoga Allah jadikan kamu anak sholeh, anak yang bahagia, anak yg bermanfaat untuk orang lain.

Lima tahun menjadi seorang ibu, jangan pernah membandingkan dia dengan orang lain. Jangan paksa dia karna mimpi orang tua yang tertunda. Karna setiap anak spesial. Biarkan dia bahagia menemukan minat dan bakatnya.



ada foto mereka di buletin sekolah :)




Oct 4, 2021

Sepatu Kita Tak Sama.

Bismillah!
Setelah banyak lika-liku yang dilalui setahun ini. Alhamdulillah pelan-pelan makin terlihat.
Kalau teman-teman merasa tidak selesai-selesai masalah ini. Tenang aja sabar. Insyaallah ada waktunya.


Sering kali kita melihat si pulan berhasil di sini, si dia berhasil di sana. Tapi, kita tidak bisa menyamakan karna setiap kita memiliki sepatu dengan ukuran serta kenyaman yang berbeda-beda. Alias Rezekinya masing-masing.
Begitupun ketika anak saya Hijaz berkata ingin menjadi penulis. Sy tak bisa memaksakan dia menjadi pilot atau ilmuwan. Karna dia pun memliki kenyaman masing-masing dengan minatnya. Tapi, namanya masih 5tahun cita-cita akan selalu berubah. :)

Hampir 8 tahun di sini, sy belajar banyak. Salah satunya belajar tentang mengambil keputusan. Ada yg setelah lulus s3 kerja di industri, ada yang balik ke Indo menjadi ASN, ada yang menjadi ilmuwan di negara lain, ada yang jadi peneliti di kampus S1nya dulu. Semuanya punya rezekinya dan minatnya masing-masing. Dan tak perlu diirikan. Karna ujian kita pun tak sama.

Layaknya sepasang sepatu. Kita bisa terlihat indah di pandang meski jalan yang ditempuh berbeda. Tapi, punya tujuan yang sama. Dia cocok pakai merk "adid*s" tapi gak cocok di saya meski tujuan sama-sama untuk lari.

Hidup di dunia juga sama. Tujuan kita di dunia ini beribadah. Ada yang lewat jalur ngajar jadi guru/dosen, ada yang lewat riset/peneliti, dll meski tujuannya sama yaitu bermanfaat untuk orang lain dan menjadikan ilmu itu bermanfaat.

"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain". HR Bukhari Muslim