CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Mar 29, 2023

#serialuna : Perubahan Setelah menjadi ibu (part 1)

Tahun ini InsyaAllah 7 tahun aku menjadi seorang ibu. Tak pernah terbayangkan se-Wow itu menjadi ibu. Banyak sekali perubahan yang aku lalui.
Salah satunya adalah gak pusing walo tidurnya bangun-bangun untuk menyusui.

Tahun ke-3 pernikahan, kami ditemani buah hati kami sebagai pelengkap keluarga kecil kami. Diperantauan kami membesarkan anak kami berdua saja tanpa ART tanpa orang tua. Kami orang tua baru sering panik ketika terjadi apapun. Badan remuk abis melahirkan, kelopak mata menghitam karna begadang. Tapi, Alhamdulillah aku berterima kasih sama abang yang kita lalui sama-sama. Begadang, terkadang bergantian, abang izinkan aku istirahat. Ditengah kesibukannya jadi mahasiswa, beliau masih sempatkan masak untuk istrinya. Meski menu sederhana sayur bening bayam dan telur rebus. Rasanya bahagia tak terhingga.

Kekuatan baru setelah memiliki anak, tidak pusing meski tidur sering terbangun. Sebelum memiliki anak, aku suka pusing klo tdr kebangun-bangun atau tidak pulas. Alhamdulillah Allah kasih kekuatan meski tidur perjam bangun untuk menyusui, lalu per 3jam, Alhamdulillah biidznillah..

Aku juga berterima kasih sama mba Angi dan Mba Ajeng. Yang menemaniku dikala sedih baby blues butuh teman bercerita sebagai ibu baru. 

Perubahan dari berdua lalu bertiga, sibuk urusan bayi hingga lupa diri sendiri. Terkadang menangis tanpa jelas, inginnya abang selalu di sisi. Pernah aku rasakan. Tapi, kini telah terlewati. jadi pelajaran di hari ini. 
Ada kisah yang terukirkan bahwa kita melewati bersama ya sayang.. kita jadi makin mengenal. Terima kasih untuk pundak yg selalu sigap.
Terima kasih untuk pelukan dikala butuh ketenangan.
Terima kasih untuk tangan yang mengadah berdoa untuk istrinya. Terima kasih kejutan, celotehan selalu bikin istrinya tersenyum meski kala itu berat untuk tersenyum. 

Ramadan ini 10 tahun kami bersama, rasanya masih seperti baru kemarin kita sama-sama. Alhamdulillah 
♡ Una 



#serialuna : Alasan dipanggil Daddy dan Una ^^

Setelah menikah dengan abang, kami gak langsung diberikan anak. Setahun setelah menikah, aku sempat hamil tapi Qodarullah keguguran dengan janin yang masih sangat muda. 

Setelah itu, Allah takdirkan setahun kemudian setelah penantian di penghujung Ramadhan 2015, Kabar mengejutkan. Akhirnya garis dua itu menghampiri keluarga kecil kami. Seneng bukan main. Alhamdulillah...belajar dari pengalaman pertama yg heboh, tapi bikin trauma. Membuatku diam-diam selama kehamilan selama sebulan dari orang terdekat. Hanya aku, abang, dan Allah yg tahu.

Selama nikah, kami gak ada pembahasan nanti klo ud jadi ibu panggilannya apa ya.. hidup normal seperti biasa. Kami hanya memanggil dengan panggilan sayang. Kayaknya dulu ud sibuk sama penyesuaian kita berdua. Apalagi aku yang masih kayak bocah. Malu pokoknya kalo diinget. 

Selama kehamilan, abang meminta panggilan babeh ke bayi yg saya kandung. Panggilan babeh karna beliau anak betawi asli. 
Setiap hari diajak ngobrol, "assalamu'alaykum.. babeh pulang ni dengerin babeh ngaji ya.". Setiap denger kata itu, si bayi selalu ugel-ugelan tak bs diam. Kamipun tertawa bersama. 
Sedangan setiap aku ajak bicara, aku membahasakan diriku ke si bayi dengan panggillan ibuk. Entahlah, aku seneng aja dipanggil ibuk..

Setelah lahir, abang bilang "panggil aja una" kayak abang arsa (anak dari salah seorang teman Indonesia yang sama2 merantau di ksa) manggil bundanya dengan panggilan una. Kala itu arsa tidak bs memanggil dengan panggilan bunda tapi, una. 

Seiring berjalanannya waktu, una dan babeh... hijaz, bayi yang kami kandung semakin besar. Ketika usianya 1tahun 4 bulan. Kami kirim tempat penitipan anak/daycare karna aku mulai kerja lagi. 

Mungkin karna teman-temannya, yang biasa kami bahasakan babeh. Kata yg keluar dari mulut hijaz adalah daddy. Haha sangat 
tidak cocok buat kami, anak kampung yang nyemplung di kawasan International. 😂

Jadilah kini Hijaz memanggil Daddy dan Una.