CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Dec 19, 2021

Congratulations Dr. Wandi

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.

Qodarullah Alhamdulillah phd 8thn memang jauh dari target kamu. Tapi, ternyata ini adalah salah satu jawaban doa-doa kita untuk bs lebih lama di sini. 




Menjadi #phddad, aku tahu ini gak mudah tapi, kamu yang selalu percaya takdir Allah akan selalu terasa indah. Karena sebagai seorang muslim bila diberi nikmat kita bersyukur dan ketika diuji kita bersabar, keduanya mendapatkan pahalanya tersendiri insyaAllah.


It's your day, sayang. Barokallahu fiik buat ilmunya. Meski kamu 8 tahun untuk menyelesaikan S3, citations kamu meningkat jauh. Masyaallah tabarakallah. Semoga ilmunya bermanfaat. Mambruk mambruk!

Semoga Allah mudahkan selalu mimpi-mimpi kamu, sayang. Aku dan anak-anak selalu mendukungmu.


I am proud of you! ❤
"Lets spread your wings and fly to makes difference in this world" -Antonia-

"Acquire knowledge, and learn tranquility and dignity." -Umar ibn Khatab-

KAUST,
17 Des 2021
#phddad #ceritarantautepilautmerah #ceritanik #sakinahbersamamu

Dec 13, 2021

Wada!

Tawaf wada'
"Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalannya di Mekah adalah di Baitullah (dengan thowaf wada’). Hanya saja, ada keringanan bagi wanita haid.” (HR. Bukhari 1755 dan Muslim 1328).

Meninggalkan tempat suci ini adalah hal yg terberat buat kami. 

Tapi, saya percaya Allah selalu memberikan rencana-rencana yg terbaik untuk hamba-Nya. 

Jum'at, 3 Desember kemarin saya dan keluarga umroh terakhir sebelum meninggalkan negara ini. Seperti biasa, saya lakukan bergantian. Kali ini, abang jadwal umroh pagi dan saya ba'da ashar. Padahal hari itu hari Jum'at, biasanya penuh. Hari itu, Allah izinkan saya lama sekali di depan hajar aswad, berdoa, manangis, tanpa di usirin askar (polisi yg jaga). Allah Maha Tahu, ada hamba-Nya yg akan berpisah dari kota yang Allah berkahi. Tapi, kami percaya Allah selalu dekat kok dengan hamba-Nya.





Keesokan harinya, hari sabtu saya dan suami tawaf berdua. Anak-anak saya titipkan ke salah satu teman yg sudah seperti saudara (manda vika, om rino, a zidane) karna anaknya udah dekat dengan Hijaz dan Hamim. Insyaallah kami bs tenang. Ini pertama kali mereka, kami titipkan ke orang lain. Jazakumullah khoiron ya kak.

Setelah membawa anak-anak ke hotel ka vika. Ternyata tawaf berada di lantai 1. Yang 1 puterannya bisa menghabiskan waktu sekitar 10-15 menit. Awalnya ragu. Karna takut kelamaan dan kalo secara logika pasti pegel banget karna hari sebelumnya kami habis umroh, gak enak ninggalin anak-anak kelamaan. Bismillah di jalani. 






Abang mengingatkan "tawaf santai aja, pelan-pelan istirahat, sholat dulu setelah selesai 1 puteran". 
Kalo di pikir2 hikmahnya adalah Allah ingin kami lama-lama di setiap putarannya. 
Tertatih-tatih kami berdua saling menyemangati, seakan seperti kehidupan ini. Ada kalanya lelah, semangat, istirahat dulu boleh kok tapi, tetap jangan jauh dari Allah. 

Alhamdulillah bini'matihi tatimmush sholihaat. 😇
Bye bye mekkah, See you again insyaallah!

Terima kasih Allah untuk 8 tahun skenario yg indah. Insyaallah aku siap untuk perjalanan selanjutnya! 😊


Dec 12, 2021

Random Talk! Tentang keluarga 😊



Hello.. apa kabar teman-teman?
Sudah lama saya tidak menulis. Uneg-uneg banyak banget ingin di keluarkan. Apa daya butuh waktu yang tenang. Terkadang free time lagi sering ngobrol ke suami.

17 hari lagi saya dan keluarga akan meninggalkan tempat ini.
KAUST, tempat suami saya berkarya, melanjutkan mimpinya. Menuntut ilmu. He loves learning. Dari kecil saya kenal beliau, memang beliau suka banget belajar. Belajar apapun. Tp, dulu tak pernah menyangka kalo beliau bakal jadi suami saya.

KAUST, tempat ini abang suka sekali. Karna abang yang notabennya suka riset, alat-alat di sini canggih-canggih, beliau bisa pakai sesuka hati. Bahkan ada alat yg cuma ada 3 di dunia, salah satunya di KAUST.

KAUST, tempat saya belajar menjadi istri, menjadi ibu, tempat saya menurunkan ego-ego.
Di tempat ini saya belajar mengenal karakter orang bukan hanya berbagai daerah tapi, berbagai negara.

Saya banyak belajar mengenal teman-teman di sini. Teman-teman di sini baik-baik banget. Itulah yang saya rasa berat meninggalkan tempat ini. Tempat ini benar-benar seperti rumah buat saya.


Tapi, kita memang harus keluar dari zona nyaman. Supaya keluarga kita lebih kompak dan kita bisa mencari pengalaman di luar lebih banyak lagi.

Dalam sebuah kajian keluarga salah satu ustadz mengatakan, Setiap keluarga harus punya visi misi. Mau di bawa kemana keluarga kecil kita. Jadi  ketika salah satu dari kita jauh dari visi misi, kita bisa saling mengingatkan.

Saya sama abang, sama-sama liqo tarbiyah. Kita sama-sama punya tujuan yang sama. Jadi kita waktunya saya ngaji atau beliau ngaji. Kami gak protes.
Begitupun ketika saya harus ngisi mentoring anak-anak, sy izin terlebih dahulu ke suami dan berdiskusi waktu yang pas. Dalam kegiatan pasti ada yang perlu di relakan. Dan kita sebagai istri harus tau mana yg di prioritaskan.
Ini bukan berarti keluarga saya paling baik. ENGGA! 
Kita punya ujiannya masing-masing. Dan kita gak bisa membandingkan keluarga kita dengan keluarga teman kita. Karna kita punya tujuan keluarga yang berbeda, ujiannya pun berbeda.

"My greatest treasure is my family! We may not be perfect, but I love the will all my heart". -unknown-



Masyaallah tabarakallah 




Nov 12, 2021

My akak










Hari ini perpisahan dengan Akak. Sahabatku dari Jiran. Aku mengenalnya kurang lebih 5 tahun dr seorang guru di Rabigh. Beliau bergabung di pengajian kami. Pengajian yang notabennya pengajian PeKaEs (liqo). 😁 (silakan yang mau join)

Waktu aku mengenalnya, anaknya baru 4. Pembawaannya santai sekali dengan anak 4 pergi mengaji. Klo sudah cerita selalu aja ada hikmah. Rasanya ingin ngobrol terus dengan beliau. Rasanya setiap yang ia ucapkan menjadi semangat buat saya pribadi.

Saat ini anaknya sudah 6 di usianya menginjak 38 tahun beliau selalu tenang ketika pergi keliling bertafakur bersama keluarganya.

Jujur saya malu yang anaknya dua terkadang masih suka bertanduk, sumbu pendek.

Sebenarnya perpisahan buat saya dengan beliau, karna beliau akan pergi ke malaysia akhir bulan ini. Sedangkan akan balik mungkin Januari. Akan kangen sekali kalo ngobrol dengan akak. 🥲

Uhibbukifillah akak..

Banyak sekali nasihat yang akak berikan. 
Salah satu yang jadi penyemangat untuk pindah ke negara minoritas bulan depan insyaallah 
"Jadilah benih yang baik. Benih yang baik, di letakan di laut jadi pulau, di darat jadi hutan". 

12 Nov 2021
Anik

Nov 5, 2021

Minoritas Mayoritas bukan hak kita mana yang lebih baik


Suatu hari saya melihat postingan seseorang yang saya follow. Beliau bercerita bagaimana keluarganya memutuskan pindah dari negara muslim minoritas ke negara muslim mayoritas.
Di waktu kebersamaan, abang (suami) mendapatkan posisi dua negara yang keduanya muslim minoritas. Awalnya merasa baper melihat postingan seorang yg saya follow tersebut.

Karena dalam postingannya dikatakan menyesal dan rugi pernah pindah ke negara minoritas muslim tersebut.

Lalu saya curahkan isi hati saya ke suami. Tapi, beliau menjawab "bagaimana muslim bisa tersebar di seluruh dunia kalo semua muslim berdiam diri?". "Bukankah dulu kita bermimpi dan berdoa menjadi keluarga dakwah*?". (Jadi diskusi panjang)

Saya juga mendengarkan kajian dari ust. Aher, beliau katakan "belajar dari ibnu Bathutah. Jadilah diri kita, keluarga kita mewarnai mereka."

Saya juga mendengarkan kajian Ustadz Ajobendri tentang mendidik anak di negara minoritas, beliau katakan tauhid yg utama adalah tauhid yg di ajarkan/dikenalkan dari kedua orang tuanya.

Keluarga yg tinggal di negara mayoritas muslim belum tentu lebih baik dengan yang tinggal di negara minoritas. Lagi-lagi semua atas izin Allah. Kita tidak berhak merasa lebih baik dan semua tergantung dengan niat. :)

Jadi ingat nasihat seorang ustadz "sholat yang dilakukan di musim dingin di negara minoritas, pasti ada pahalanya sendiri dibanding kita yang sholat di negara muslim mayoritas. Jangan berkecil hati, semua ada pahalanya di mata Allah".

Sebuah nasihat dari sahabat dr jiran yg tinggal di saudi jg. "Benih yang baik, di letakan di laut jadi pulau, di darat jadi hutan".

Wa'allahu 'alam

📷 view from Building 18 KAUST
No filter
*sebagai seoramg muslim wajib berdakwah meski bukan ustadz. Sampaikan walau satu ayat.

#ceritarantautepilautmerah #ceritanik2021 #uneguneganik

Oct 22, 2021

"Me Time" Terbaik






Setelah memiliki 2 anak, kami sekeluarga tidak pernah umroh ber4. Tapi, kami sepakat memilih untuk umroh bergantian. Sehingga kami harus bermalam di hotel. Hotel harga mahasiswa. 

Setelah anak kedua lahir, aku selalu memilih umroh di malam hari. Ketika suami dan anak-anak sudah kenyang sehingga aku bisa lebih tenang meninggalkan mereka. Anak-anak tinggal baca buku dan tidur dengan daddynya. 

Sendiri di depan ka'bah tanpa memikirkan hal duniawi adalah me time terbaik yang pernah saya dapati. 

Dunia memang tak ada habisnya. Tak jarang anak dan pasangan menjadi menomer duakan kita dengan Allah. 

Duduk berdoa, tilawah, menangis, mengadu, berkhalwat dengan-Nya. Rasanya tak bisa terbayarkan.

Di detik-detik meninggalkan kota suci ini, ini adalah hal terberat. Meski masih 2 bulan lagi. Tapi, rasanya aku tak ingin menjauh. 

Suami hanya berkata, "insyaAllah 8 tahun di sini menjadi battery/tenaga untuk mengarungi tempat kita selanjutnya, sayang. Menjadi penerang dalam kegelapan. Kita lebih di butuhkan dan memberi manfaat di sana Insyaallah. "😊

Nabi SAW bersabda, “Setiap sehari semalam Allah menurunkan seratus dua puluh rahmat atas Baitullah. Enam puluh rahmat untuk yang melakukan tawaf, empat puluh untuk yang melakukan shalat, dan yang dua puluh untuk yang memandang Ka’bah.” (HR. Thabrani).

Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah/2: 127).

*foto bulan lalu
#ceritarantautepilautmerah #ceritanik2021 #mekkah #haramain

Oct 20, 2021

Lika-Liku Menjadi Istri Seorang Mahasiswa S3 di Luar Negeri (KAUST) part 1

"Alhamdulillah kita sudah lalui semuanya ya sayang."ucapku pada abang.

Lulus S3 di jurusan Science selama 7,5 tahun adalah waktu yang terlalu lama. Tapi, begitulah yang Allah takdirkan untuknya.

Ketika orang lain melihat di sosial media "enak ya hidup di luar negeri". Karena mereka tidak melihat bagaimana di kehidupan nyata.

Ketika dulu abang meminta saya ke bapak adalah untuk menemaninya kuliah S3. Yang saya akui memang tak mudah untuk di lalui.


Di jurusan abang Material Science/ Teknik Material ada ujian Qualifications Exam (QE). Dimana ujian ini penentu, dia bisa lanjut kuliah di sini atau tidak.

Tahun pertama dengan adaptasi baru kehidupannya dan pada saat itu saya sedang hamil lemah (tidak boleh bangun dari tempat tidur) karena setiap saya berdiri, saya mengalami pendarahan/ngeflek. Tapi, dia harus belajar untuk menghadapi ujian QE. Qodarullah dia gagal. Dari 3 mata kuliah yang di uji. Semuanya gagal. Alhamdulillah abang nego-nego dengan salah satu professor lulus 1 mata kuliah. Dan Alhamdulillah masih ada kesempatan untuk mengikuti ujian di kesempatan kedua. Dan ini adalah kesempatan terakhir. Dan qodarullah aku pun keguguran.

Belajar dari kesalahan. Ikhtiar yang kurang maksimal. Aku menyemangatinya. Belajar tanpa henti untuk bisa meneruskan mimpinya. Seirin berjalannya waktu Alhamdulillah dia dinyatakan lulus.

Setelah lulus Alhamdulillah rezeki selanjutnya aku hamil setelah satu tahun keguguran.

Awal datang ke sini, riset abang adalah tentang Fuel Cell. Aku tidak tau sih riset ini tentang apa. Yang ku tau ini salah satu bahan bakar yang sedang dikembangkan.
Professor adalah orang Eropa yang identik dengan santai.
Abang mulai kebingungan karna biasa di Korea yang kerja keras dari profesornya disini dia dibebaskan oleh professornya. Professornya suka traveling, jarang di lab, jarang membimbing mahasiswa atau scientistnya.
Benar saja dua tahun bersama Professor ini, beliau mengundurkan diri dari professor di sini dan riset abang hilang, labnya di tutup karna ada konflik internal.

Alhamdulillah ala kulli hal. Di kaust meski lab di tutup, professor pergi dia tetap bawa dana riset dari professor sebelumnya sehingga banyak professor yang mau. Hanya saja risetnya harus ganti karena lab sebelumnya di tutup.

Akhirnya di tahun 2016 abang menemukan riset baru yaitu di bidang baterai. Baterai untuk mobil yang saat ini sedang hits.

Professor keduanya ini berkewarganegaraan Taiwan. Tipilal orang China, Taiwan, Korea, Jepang kerja dengan mereka dituntut untuk efisien dan hard worker. Abang menemukan teman Kolaborasi yang sangat baik. Teman abang di satu lab dan satu professor. Dia kerja sebagai postdoctoral. Dia baik, banyak membimbing abang karena bidang baru, abang banyak belajar darinya. Hingga saat ini pun jadi teman kolaborasi di jurnal-jurnal ilmiahnya.

Bedanya S1 dengan S2/S3 dosen/professor tidak ngurusin hal-hal kecil. Kita mahasiswa harus memecahlan masalahnya sendiri. Professor tau laporan ketika meeting dan jurnal ilmiah yang terpublish.

Dua tahun berlalu, sudah banyak perkembangan bahkan abang banyak kolaborasi jurnal-jurnal ilmiah International. Professor pergi lagi. 😅
Tahun 2018, kalau di paksa lulus pun belum bisa karna data di bidang yang baru untuknya belum banyak. Qodarullah 

Akhirnya ganti ke professor ketiga. Professor baik hati, meski professor ini bukan di bidang baterai tapi mau menerima abang sebagai mahasiswanya. (Masi ada kelanjutannya di part 2 ya)

Lika liku yang abang lalui ini, pasti terasa berat di pundaknya. Beban yang dipikulnya bukan hanya memikirkan risetnya tapi tanggung jawab keluarga kecilnya dan keluarga besarnya. Tapi, dia tau banget ini hanyalah sebagian kecil ujian untuk mewujudkan mimpinya. 


Dari dulu sampai sekarang, dia tidur selalui menggenggam tangan saya, mungkin itu cara dia merasa lebih tenang dengan semua yang ia lalui. Tak lupa doa dari orang tua, orang-orang sholeh, doa di waktu mustajab.
Masyaallah tabarakallah 


*disclaimer ya. Cerita ini bukan mengeluh tapi, healing/ngeluarin uneg2. Mudah-mudahan bermanfaat

To Be continue ya!

Oct 16, 2021

Parent conference K3 Hijaz Proud of You!



Parent Conference bisa dikatakan pengambilan rapot 3 bulan sekolah. Kegiatan ini guru melaporkan hasil tes yang dilakukan guru ke anak kita.

Kami selaku orang tua di beri waktu 20 menit dan mengisi slot pukul berapa kita akan datang.

Selasa, 12 Oktober 2021. Anak-anak sekolah di liburkan. Tapi perpustakaan sekolah buka sehingga kami tetap bisa pinjam 10 buku di sana dengan atas nama akun orang tua. Artinya a.n saya.

Kami datang sekeluarga, tp suami dan anak2 di perpustakaan. Ms. Lisa Guru Hijaz saya sudah mengenalnya dengan baik. Karena sy pernah kerja sebagai asisten guru dengan Ms. Fabiana. Salah satu sahabat beliau.

Ketika saya datang, beliau sampaikan hasil tes yang beliau lakukan. Alhamdulillah masyaallah tabarakallah hasilnya tes sound of alphabet dia benar semua. Mathnya pun hijaz bs melakukan tanpa mnghitung dengan suara.
Catatan gurunya Hijaz sangat fokus. It's very good. Art worknya, PE, Islamic masyaallah anak ini.

Betapa orang tua bahagia mendengar seperti ini. Tak terbayangkan bagaimana ketika kelak istigfar dia atau doa2 dia menjadi penerang saya di alam kubur. Masyaallah tabarakallah


Semoga Allah jadikan kamu anak sholeh, anak yang bahagia, anak yg bermanfaat untuk orang lain.

Lima tahun menjadi seorang ibu, jangan pernah membandingkan dia dengan orang lain. Jangan paksa dia karna mimpi orang tua yang tertunda. Karna setiap anak spesial. Biarkan dia bahagia menemukan minat dan bakatnya.



ada foto mereka di buletin sekolah :)




Oct 4, 2021

Sepatu Kita Tak Sama.

Bismillah!
Setelah banyak lika-liku yang dilalui setahun ini. Alhamdulillah pelan-pelan makin terlihat.
Kalau teman-teman merasa tidak selesai-selesai masalah ini. Tenang aja sabar. Insyaallah ada waktunya.


Sering kali kita melihat si pulan berhasil di sini, si dia berhasil di sana. Tapi, kita tidak bisa menyamakan karna setiap kita memiliki sepatu dengan ukuran serta kenyaman yang berbeda-beda. Alias Rezekinya masing-masing.
Begitupun ketika anak saya Hijaz berkata ingin menjadi penulis. Sy tak bisa memaksakan dia menjadi pilot atau ilmuwan. Karna dia pun memliki kenyaman masing-masing dengan minatnya. Tapi, namanya masih 5tahun cita-cita akan selalu berubah. :)

Hampir 8 tahun di sini, sy belajar banyak. Salah satunya belajar tentang mengambil keputusan. Ada yg setelah lulus s3 kerja di industri, ada yang balik ke Indo menjadi ASN, ada yang menjadi ilmuwan di negara lain, ada yang jadi peneliti di kampus S1nya dulu. Semuanya punya rezekinya dan minatnya masing-masing. Dan tak perlu diirikan. Karna ujian kita pun tak sama.

Layaknya sepasang sepatu. Kita bisa terlihat indah di pandang meski jalan yang ditempuh berbeda. Tapi, punya tujuan yang sama. Dia cocok pakai merk "adid*s" tapi gak cocok di saya meski tujuan sama-sama untuk lari.

Hidup di dunia juga sama. Tujuan kita di dunia ini beribadah. Ada yang lewat jalur ngajar jadi guru/dosen, ada yang lewat riset/peneliti, dll meski tujuannya sama yaitu bermanfaat untuk orang lain dan menjadikan ilmu itu bermanfaat.

"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain". HR Bukhari Muslim 

Sep 27, 2021

1 dari 1000, 1 dari 100, 1 dari 10


Allah pertemukan abang dengan saya ketika kami sama-sama berada di jalan dakwah. Meski kami buat ustadz/ah, ilmu kami sedikit, akhlak kami masih buruk, dosa kami sangat banyak, amalan kami masih sedikit. Tapi, kami tau bahwa berdakwah itu kewajiban bagi semua muslim.
Setelah akad nikah berlangsung, kami sholat sunnah. Memohon Allah memudahkan dan menjadikan pernikahan kami sakinah, mawwaddah, dan warahma. Saya jd Qurota'ayun abang dan begitupun sebaliknya. 
Abang bilang salah satu doa kami, "semoga Allah jadikan keluarga kecil kita keluarga dakwah, keluarga Qur'ani, Keluarga yang bermanfaat buat orang banyak." Aamiin

Setelah abang lulus S3 bulan Maret kemarin dan ketika abang memilih negara minoritas muslim. Rasa yang saya khawatirkan adalah lingkungan yang non muslim untuk anak-anak kami. 
Berat pastinya. Tapi, kami selalu percaya itu semua yg terbaik yang Allah berikan. 
Kami selalu berdiskusi bahwa mau sebagus apapun lingkungan tetep keluarga menjadikan karakter anak juga. Betapa banyak anak yg di titipkan ke guru ngaji. Ngaji sekedar ngaji, yang utama adalah pondasi yaitu aqidah yang kokoh. Sekolah hanyalah sarana. 
Kami selalu bertanya, kenapa orang-orang yg islamnya baik dan menyebarkan Islam di negara minoritas justru dari negara2 dari India, pakistan, atau Bangladesh. Kemana negara muslim?🥲


Ditambaj belum lama mendengarkan kajian Ust. Aher, bagaimana mendidik anak di negara minoritas? 

Pertama, jangan berkecil hati. Karna kita inilah yg menyebarkan Islam. Kita belajar dan ibnu batutah, jadikan keluarga kita menjadi bagian yg menyebarkan Islam di manapun berada.

Kedua, berdoa. Senjata umat muslim tak lain selain doa.

Jadi teringat masa-masa tasqif waktu rohis. Bahwa yg memegang teguh Islam kelak akan asing semoga dari 1000 satu diantaranya kami, dari 100 satu diantarabya dari kami, dari 10 satu diantaranya dari kami. Semoga Allah istiqomahkan kami.

:')

Sep 13, 2021

Hidup adalah sebuah perjalanan


Kita percaya bahwa hidup kita ini seperti melakukan perjalanan. Ada kalanya terlihat indah tapi ternyata, ada kerikil kecil yang menyakitkan. Ada kalanya badai pasir, hujan deras, angin tifun, tapi, kita bisa lewati dengan penuh kesabaran.
Dalam perjalanan yang kita lalui di bumi ini, ternyata bumi akan menjadi saksi.
Sebagaimana dalam surat Al-Zalzalah : 4

يَوۡمَئِذٖ تُحَدِّثُ أَخۡبَارَهَا

Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya.

Dalam Tafsir Ibnu katsir dijelaskan maksud ayat ini yaitu menceritakan tentang semua apa yang telah diperbuat oleh orang-orang yang menghuni permukaannya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak; dan Imam Turmuzi mengatakan juga Abdur Rahman An-Nasai, sedangkan lafaz hadis berikut menurut apa yang ada padanya, bahwa telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Nasi", telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mubarak, dari Sa'id ibnu Abu Ayyub, dari Yahya ibnu Abu Sulaiman, dari Sa'id Al-Maqbari, dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: pada hari itu bumi menceritakan beritanya. (Az-Zalzalah: 4) Lalu Rasulullah Saw. bersabda, "Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan beritanya?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya berita bumi ialah bila ia mengemukakan persaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang telah dikerjakannya di atas permukaannya. Bumi mengatakan bahwa Fulan telah mengerjakan anu dan anu di hari anu. Demikianlah yang dimaksud dengan beritanya.

Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan, sahih, garib."

Di dalam kitab Mu'jam Imam Tabrani disebutkan melalui hadis Ibnu Lahi'ah, bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Haris ibnu Yazid yang telah mendengar Rabi'ah Al-Hadasi yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Hati-hatilah kalian terhadap bumi, karena sesungguhnya bumi adalah ibu kalian, dan sesungguhnya tiada seorang manusia pun yang melakukan suatu perbuatan di atasnya, apakah amal baik atau amal jahat, melainkan ia pasti akan menceritakannya.


Sumber : tafsir ibnu katsir.

Wa'allahu 'alam

Sep 4, 2021

Ibu Begini-begini Aja?




Anak-anak itu cepat banget besar ya? Dan waktu sangat cepat berlalu.
Kemarin saya juga bilang ke salah satu teman "perasaan Hijaz udah 5 tahun, masyaallah sudah bs ini itu, perasaan sy begini-begini aja".

Ternyata perkataan saya ini salah. Saya pernah diingatkan dengan salah seorang teman berasal dr saudi. Dia bilang "jangan pernah katakan, kamu gak melakukan apapun. Sebiji zahroh di mata Allah itu terhitung amal dan Allah Maha Mengetahui.

Sekrang anak kamu udah bisa ini itu, selain atas izin Allah, pasti ada campur tangan km sebagai ibu dalam membesarkan mereka."

Menjadi Ibu apapun perannya, ibu di rumah atau kerja kantoran. Dia tetap seorang ibu yg berjuang bahkan rela mati untuk anaknya. Jangan pernah katakan kamu tak berguna. Dapur ngebul, baju rapih, anak sehat. Pasti ada campur tangan kamu juga mom.😊🥰

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Q.S Al-Zalzalah : 7

Aug 27, 2021

10 Kegiatan Untuk Menanamkan Nilai Kemerdekaan Kepada Anak Usia Dini Saat di Rumah Aja



 Dalam hidup saya, saya tak pernah terbayangkan bisa tinggal, melahirkan, dan membesarkan anak saya di Luar negeri jauh dari kedua orang tua saya. Sejak kecil hingga saya kuliah, saya sangat mencintai Jakarta. Tapi, Takdir Allah berkata lain untuk saya ketika lulus kuliah. Saya di minta Allah untuk lebih meluas lagi cara pandang dan berpikir saya.

Sebagai Ibu dan Orang tua, kita paham betul bahwa tidak ada sekolahnya. Tak jarang kita belajar dari turun temurun. Padahal zaman sudah sangat jauh berbeda. Lahir dan membesarkan anak di negeri orang, memiliki tantangan tersendiri ketika harus mengenalkan dia bahwa dia adalah orang Indonesia yang lahir di Arab Saudi.

Tahun ini adalah tahun kedua pandemik. Dan Tahun kedua juga kami tidak mengadakan lomba-lomba 17-an bersama teman-teman Indonesia lainnya di komplek KAUST (King Abdullah University of Science and Technology) Arab Saudi. Meski begitu, tak menyurutkan saya untuk berhenti mengenalkan Hijaz, putra pertama saya dengan Indonesia. Sebelum  Hari Kemerdekaan, saya mengikuti tantangan yang diadakan oleh salah satu komunitas. Tantangan itu bernama “Program 10 Hari Stimulasi Bertema Kemerdekaan Republik Indonesia.” Dari saya, saya sangat terbantu dengan mengenalkan Hijaz akan Indonesia. Sekaligus bermanfaat untuk mengisi hari libur sekolahnya. 

Ketika saya mendaftar kegiatan ini, admin komunitas ini memberikan pdf yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama tantangan berlaku selama 10 hari ke depan. Saya akan bagikan 10 hari yang saya lakukan bersama anak saya Hijaz (5 tahun).

1.  Membuat Masakan Khas Indonesia

     Masakan dan minuman khas Indonesia sangatlah beragam. Tapi, saya harus mengasah otak makan apa yang kira-kira mudah untuk anak usia 5 tahun

     Akhirnya saya memutuskan untuk membuat klepon. Dari klepon selain dia belajar tentang makanan khas Indonesia, dia juga belajar sabar, dia belajar menimbang bahan-bahan yang di butuhkan, dia belajar motorik halusnya, dan tentunya bonding antara ibu dan anak.

          

 
 
2. Aku Bangga Menjadi anak Indonesia 
 

    Tantangan tema hari kedua dari komunitas ini, adalah diberikan gambar anak Indonesia memegang Bendera Indonesia. Bebas di kreasikan. Karena hari itu Hijaz ada kelas renang dan terlihat capek, akhirnya saya memintanya untuk mewarnainya. Sambil di tanya, kamu bangga jadi anak Indonesia?

Jawabannya adalah “yes, because many people come from Indonesia are smart, like daddy. He is a scientist. He make batteries for car.”

 



3.      3. Bermain bersama Permainan Tradisional Indonesia

Di zaman sekarang yang serba digital, mainan tradisional ini akan pudar bila tidak dilestarikan. Karena anak zaman sekarang mungkin akan tidak tertarik karna games di smartphone lebih menarik dan lebih menantang.

Pada saat tantangan ini berlangsung, saya sedang melakukan perjalanan ke Mekkah dan kami bermalam disalah satu hotel dekat masjidil haram. Saya berinistiatif membawa congklak untuk bermain bersamanya. Hijaz sangat senang main ini, karena dia belajar berhitung dan sabar. Apalagi bermain dengan orang tuanya menjadi bonding.

 



4. Mengenal Lambang Indonesia

Tantangan hari keempat diberikan selembar kertas bergambar Garuda Pancasila lalu orang tua menggunting beberapa bagian sesuai usia anaknya. Karena hijaz 5 tahun, bisa di potong 6-10 buah.

Garuda Pancasila sambal dikenalkan bahwa ini banyak artinya.

 



5. Detektif Bendera

 Permainan ini sebenarnya menurutku paling berkesan. Sebelum tantangan ini dimulai, saya meminta Hijaz mengguting print-an bergambar bendera, dan ditempelkan ke tusuk sate. Ketika semua sudah siap, bendera-bendera itu saya sebar di seluruh ruangan di rumah. Dan tugas dia untuk mencarinya makin seru karena setelah dia berhasil menemukan semua bendera, saya di tantan untuk melakukan sebaliknya.

 


 

6.  6. Peta Indonesia

 Hijaz mengenal peta Indonesia, yang banyak sekali pulau-pulau. Tantangan kali ini, diminta untuk menghias peta Indonesia dengan menempelkan beras yang sudah di campurkan dengan pewarna makanan. Karena saya tidak memiliki pewarna makanan pada saat itu, saya meminta hijaz hanya menempelkan beras lalu memintanya melukiskan dengan cat air.

 




 

7. Mengenal Bendera Merah Putih

Tantangan hari ke tujuh, mengenalkan tentang Bendera Indonesia dan mengenal lagu Indonesia Raya.

 



8.     8. Lomba Kemerdekaan

 Lomba-lomba saat kemerdekaan banyak sekali. Kita selaku orang tua bisa ikut lomba bersama mereka untuk meriahkan Hari Kemerdekaan. Bahwa pahlawan Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan butuh pengorbanan dan kesabaran.

 


9. 9. Mengenal Flora Indonesia

Sebagai orang Indonesia, saya bangga sekali dengan Indonesia yang sangat kaya. Termasuk dengan tanaman- tanaman yang berasal dari Indonesia. Saya menjelaskan ke hIjaz pun penuh haru. masyaallah. Permainan ini hanya membuat garis gambar yang sama. Sambil belajar Hijaz mengenal Flora Indonesia.

 


 

10. Mengenal Fauna Indonesia

Tak kalah kaya dengan tanaman Indonesia. Hewanpun bisa hidup di negara Indonesia. Favorit Hijaz adalah Komodo. karena menurutya hanya di Indonesia yang memiliki Pulau Komodo.

 


Demikian kegiatan yang kami lakukan untuk mengenalkan Hijaz tentang Indonesia. Meski dia lahir di Luar negeri, dia wajib tahu dan bangga bahwa dia warga negara Indonesia. Dan ini sebagai bukti bahwa Allah Maha Kuasa, Maha Menciptakan. 

Ini ada link vido Hijaz nyanyi lagu Indonesia Raya https://www.facebook.com/anikksofiyah/videos/10219511990208024

 “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”  QS. Al-Hujurat Ayat 13