CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Nov 23, 2019

Emergency Room dan ambulance


Sejujurnya tempat ini adalah tempat yang membuat saya sedikit trauma. ⁣
Meski kami tinggal di pelosok desa bernama Thuwal, kami tinggal di perumahan kampus dengan Fasilitas MasyaAllah Tabarakallah Alhamdulillah termasuk klinik dan 24jam Emergency room.⁣
Hampir 6tahun tinggal di sini. Saya gak pernah bermimpi buat naik ambulance karena sakit. Tetapi, di perumahan kampus KAUST 24 menyediakan ambulance dan itu Free.⁣
Pertama kali naik ambulance ketika melahirkan. Klinik kampus gak punya izin untuk melahirkan hanya bisa kontrol/check up.  Meski gak punya kendaraan (mobil) saat itu. Saat sy  akan melahirkan (sedikir pendarahan), sy  dibawa dengan ambulance di check di ER dan lalu dokter ER memutuskan stay atau ditransfer ke salah satu RS di Jeddah yg berkerja sama dengan pihak KAUST. ⁣
Setelah melahirkan ternyata saya harus naik ambulance lagi. Saat menjadi ibu pertama kali, saya ga tau perut Hijaz kembung terus. Muntah terus ketika menyusui. Datanglah ke ER (emergency room). Ternyata kaki ber3 harus naik ambulance dan membawa hijaz ke RS Jeddah karena perut Hijaz banyak gas. Alhamdulillah tak perlu bermalam.⁣
Berjalan seringnya waktu, Hijaz demam tinggi hingga 42 saat itu. (Alhamdulillah ala kulli hal) tdk sampe kejang. Kami tlp 911 melalui saluran telepon rumah. Di jemput kami dengan ambulance, di bawa ke ER, dan hasil lab menyatakan Hijaz harus di transfer lagi di RS Jeddah dengan ambulance. Alhamdulillah ala kulli hal. Hasil lab menyatakan Hijaz kena gejala pneumonia. Bermalamlah kami di RS Jeddah.⁣
Naik ambulance lagi ketika saya melahirkab Hamim. Sebenarnya agak trauma ke Emergency room. ⁣
Semalam kami datang ke tempat ini lagi. Karena Hijaz sudah 40°c sudah di kasih obat. Tapi belum turun. Alhamdulillah ala kulli hal ber4 kami datang ke sana. Dan berharap tak perlu di transfer ke Jeddah. (Sambil berdzikir dan berdoa)⁣
Menunggu hasil dokter saya berbincang dengan suami. ⁣
A : "Alhamdulillah begini ya yang, klo di perantauan. Sakit satu orang, yg pergi ber4". Ucap saya ke suami.⁣
W : "Alhamdulillah seru ya.. coba klo di Indo, yg ada pd komentarin. Yg ada malah bikin kita tambah panik". Bls suami.⁣
A : "iya tapi setidaknya, hamim gak ikut ke sini, kasian. Bisa di titipin."⁣
W : "iya belum tentu. Anaknya mau juga kan.⁣
 Biarkan mereka tau bahwa kita adalah Tim. Bahwa kita susah, senang kita sama2 melewatinya. Sambil kita selalu berdoa ya sayang."⁣
Jawab bijak suami. ⁣
Bener sih Hamim selama Hijaz sakit, MasyaAllah sayang banget sm abangnya.⁣
Akhirnya dokter datang dan mengatakan dia baik2 saja dan boleh pulang. Lagi perubahan cuaca jd virus menyebar. ⁣
Alhamdulillah tinggal merawatnya di rumah. ⁣

Nov 17, 2019

Pertama kali perjalanan ke Madinah dengan mobil (part 1)


Traveling keluarga adalah salah satu momen untuk bonding.

Madinah adalah kota yg tenang, tertib. Suka banget sama kota ini.
Sayangnya, tempat kami tinggal lumayan jauh, kurang lebih 330km. Bila menggunakan mobil pribadi sekitar 3-3,5 jam KAUST- Madinah. Menggunakan bus 3,5jm-5jam.
Dan 6 tahun di sini, dalam setahun hanya satau atau dua kali ke sini.

Dan memang kami tak pernah berencana pny mobil selama merantau. akhirnya kondisi sudah memiliki anak 2. Hasil istikharah pun terjawab, belilah Mobil second. Dan KAUST adalah tempat terbaik buat belajar mobil.

Awalnya saya membuka obrolan ke suami. Bahwa kami sudah lama tidak ke madinah, hampir satu tahun. Terakhir ke sini, aku hamil 6/7bln ya kalo tdk salah. Saat menemui bude umroh. Dan Hamim belum pernah ke masjid nabawi.
Suami menjelaskan bahwa beliau tidak mau menyetir ke Madinah Karena memang jauh.

Udara sudah mulai enak di Saudi. Kami booked  naik bus ke madinah awal Desember. Bus yg disediakan oleh kaust. KAUST menyediakan bus ke madinah minggu pertama dan ketiga setiap bulan, berangkat Jum'at dan kembali ke KAUST sabtu sore.

Allah Yang Paling Tahu ya..
Tiba2 mas Toni,  salah satu keluarga kaustina mengajak suami untuk perjalanan ke madinah dengan mobil bareng keluarga bang ditho. (Konvoi 3 mobil).

Alhamdulillah dengan pertimbangan kami pun memutuskan ikutan berangkat, sy bagian mencari hotel dengan budget sekian, abang bagian yg bayar. Haha beginilah teamwork keluarga kami.
Kamis siang tanggal 14 Nopember kami berencana berangkat.


Namanya merantau dengan dua anak packing gak bs seperti tanpa anak. Jauh2 hari sudah dipersiapkan, apalagi ini pertama kali perjalanan jauh buat keluarga kecil kami dengan mobil.

Hari yang dinanti tiba.
(Tips) supaya mood enak ketika tiba di rumah setelah perjalanan jauh, pastikan rumah dalam keadaan rapi dan bersih sebelum berangkat. (Buat sy ini bekerja dengan baik, sehingga sampai rumah itu tetap senang meski lelah/capekl)

Bismillah perjalanan dimulai, sepanjang perjalanan MasyaAllah kami menikmati gunung-gunung bebatuan. Meski ini tak pertama kali saya ke Madinah,  rasanya sangat berkesan selain pertama kali ke Madinah naik mobil, ini pertama kalinya konvoi bareng-bareng. 😊


Alhamdulillah hampir selama  3,5jam kami tiba di kota Madinah. Kami disambut dengan rintik hujan. Lama sekali saya tak melihat hujan. (Alhamdulillah Allahumma shoiban nafian).
Sebagai navigator alias patner diperjalanan suami, saya selalu cerewet tuk hati2. Hati2 bila kecepatan melewati batas yg ditentukan (karena di sini menggunakan kamera speed (jd bisa kena tilang bila kena jepret kamera senilai 300sar(bisa ga ngebul dapur kite 😂))) dan hati2 karena kondisi jalan yg basah. 

Perjalanan bersama keluarga adalah salah satu bonding satu sama lain sehingga makin mengenal, Ngobrol, ketawa-ketawa.

Dengan perjalanan ini kami membahas kembali bagaimana kondisi Rasul saat itu hijrah dr mekkah ke Madinah dengan kondisi tempat yg berbatuan.  😭


MasyaAllah tabarakallah abang memang teman terbaik yg Allah kirimkan dlm hidup sy. Alhamdulillah. 
Teman hidup yg bnr2 susah, senang, sedih, marah kita lewati bareng2. Teman asik bila diajak diskusi. Mengayomi tanpa menggurui. Ada saatnya dia jd suami, ada saatnya jd seorang bapak, teman ngobrol, teman ngeteh, teman hiduplah pokoknya. semoga sakinah, mawaddah, dan warahma selalu menyertai keluarga kami. Aamiin



teh, meski selera teh kita berbeda. tapi ngeteh bersama adalah salah satu momen yg tak terlewatkan ketika sedang ngobrol bersama.


Part 2nya nanti ya.