CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Nov 30, 2018

Bakat Anak (Hijaz)

(Tadi pagi buat pertanyaan di Ig, dari sekian teman2 yg bertanya. Sy akan jawab dr veriza) 😁

Dari postingam sebelumnya tentang 8 kecerdasan anak menurut Howard. 

Saya sampaikan bahwa Hijaz sudah terlihat bakat yg cenderung dimilikinya,yaitu kinestetik. Tertarik dunia olahraga. 

Memang itu terlalu dini untuk di"baca" terlebih usia Hijaz yg belum genap 3 tahun. 

Tes bakat kita bisa melalu tes atau orang tua melihat daya tarik si anak. Bila sudah terlihat keminatan bakatnya, tugas orang tua untuk mengasah bakat anak tersebut. 

Kenapa saya sampaikan Hijaz lebih ke kinestetik. Dia sudah tertarik didunia olahraga. Setiap saya kasih pilihan "Hijaz mau main badminton atau ke play date sama teman2?"

Jawaban dia main badminton. 

Tetapi ini bukan final bahwa bakat dia di kinestetik/sport. Saya dan suami pun masih mengasah dan mencari kecerdasan apa lagi yang ada pada Hijaz. 

Yang terpenting ketika kita menjadi orang tua. Bukan memaksakan kehendak kita padahal bakat dia tidak ada. Itu yg membuat dia stress. 

Atau memperpanjang mimpi orang tuanya. Karena sudah menjadi orang tua, dulu mimpi orang tuanya belum tercapai, memaksa anak melanjutkan mimpi orang tuanya. 

Mudah-mudahan bukan menjadi orang tua seperti itu. Zaman sudah maju. Mari belajar menjadi orang tua yang bijak. 

Yang mendukung minat dan bakat anak-anak kita kelak. Dan yang terpenting apapun yang ia mau tetap ada pada koridor di Jalan yang benar, yang Allah Ridhoi. πŸ˜‰

video Hijaz main bola

Field Trip bersama Una ke KAUST (Daddy's School)

Tidak ada anak yang bodoh. Setiap anak memiliki kepintarannya masing-masing.


Ada delapan jenis kecerdasan anak menurut teori Multiple Intelligences atau kecerdasan multipel.

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh pakar pendidikan yang juga dari Universitas Havard, Howard Gardner. Howard membaginya menjadi delapan jenis kecerdasan anak, yaitu word smart(kecerdasan linguistik), number smart (kecerdasan logika atau matematis), self smart (kecerdasan intrapersonal), people smart (kecerdasan interpersonal), musik smart(kecerdasan musikal), picture smart(kecerdasan spasial), body smart (kecerdasan kinetik), dan nature smart (kecerdasan naturalis). .

.

Mumpung anak masih batita, masih masa keemasan. Kita liat dan asah bakat anak-anak kita. 

Meski Hijaz sudah keliatan si, tp ga ada salahnya dia diperkenalkan semua. 

Hari ini field trip ke Kampus Daddynya. 

Alhamdulillah banyak hal yang perlu kami syukuri. Salah satunya adalah area kampus yang tak jauh dari rumah. 

Hijaz pun senang sekali melihat area kampus Daddynya. Saya dan suami selalu mengatakan ini school daddy. Tempat daddy belajar.

.

.

Menjadi perantau memang ada plus dan minusnya. Plusnya kami benar-benar merawat dan mendidik Hijaz tanpa ada orang lain yg ngerecokin atau mengomentari. 

.

.

Kampus ini besar banget. Kalo kata Abang males lulus Karena alat riset yang lengkap. 

Field Trip ke Kampus Daddy.

Mulai ke Building 2,3 melihat patung whale shark. Ini sebanarnya bukan yang pertama kalinya untuk Hijaz. Hijaz sering diajak daddynya ke sini ketika saya harus ngajar bahasa Indonesia selama satu jam (switch peran) 😊Tapi, dia selalu senang klo diajak ke area "red sea center". Melihat biota laut di tv2 atau digambar. 

.

.

Hari ini juga saya mengajaknya ke Museum science and technology in Islam. Museum ini cuma ada di dlm KAUST. Meski dia belum tau banyak tentang apa. Saya bisa sampaikan bahwa banyak orang muslim menjadi scientist zaman dulu. Seperti daddy kalau lagi di Lab. 

Dengan gaya kritisnya. "Itu apa una?" Setiap melihat sesuatu yang membuatnya ingin tahu. 

Museum ini isinya adalah barang temuan dan sejarah tentang ilmuan-ilmuan dimasa keemasan(Golden age in Islam). Ilmuan-ilmuan muslim pada masa itu banyak sekali termasuk Al-khawarizmi yg terkenal penemu angka 0 . 

Tidak hanya di bidang syariah, orang muslim juga pandai dibidang science. Kita sebagai seorang muslim harus bangga. 😊

Itulah mimpinya Alm. King Abdullah mendirikan KAUST. Beliau ingin banyak penemu2 Muslim berjaya kembali seperti di zaman keemasan. 

Semoga Allah mudahkan salah satu ilmuan itu Daddynya Hijaz dan Hijaz maybe. Aamiin 😊

Tak perlu malu atau bosan mengajak anak ke museum. Tak ada salahnya anak kita perkenalkan tentang sejarah. Karena lewat melihat dan bercerita ia pun akan belajar.

#fieldtrip #Hijazgoestomuseum #jurnalhijaz #ceritanik

Nov 27, 2018

Perempuan banyak yang Masuk neraka

Kenapa banyak perempuan yang masuk neraka?

Sesungguhnya penduduk Syurga yang paling sedikit adalah wanita.”

(Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad)


Padahal menjadi isteri itu bisa masuk surga dr pintu mana saja. 

"Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad; shahih)


Tapi disisi lain ada hadist yg menyatakan bahwa perempuan itu banyak yg masuk neraka. 

Salah satu penyebabnya adalah kufur atas kebaikan2 suami.

 "dan aku melihat Neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Para sahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Baginda s.a.w menjawab : “Kerana kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Baginda menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) nescaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari)

Menikah memang ibadah paling lama. Ujiannya pun paling lama. Satu lewat, nambah lagi dan itu ga berhentii2 sampai kematian menjemput kita. 

Jd ingat saat akad dan ketika sy milad doa bapak selalu sama "mba, jd istri yg shalihah ya. Yg sabar mendampingi suami, support terus apapun yg abang (panggilan suami) impikan". Dulu satu tahun pernikahan, aku blm paham. Ternyata tahun demi tahun aku baru tahu.

😭

Tp jangan takut menikah, meski ujiannya tak kan usai. Semua yg kita lakukan pun terhitung ibadah dan mendapatkan pahala. InsyaAllah 

#quoteoftheday #ceritanik #pernikahan #sehidupsesurga #sakinahbersamamu #ntms

Nov 25, 2018

Dikenal di Masjid

MasyaAllah Tabarakallah 

Hijaz itu anaknya tidak mudah akrab sama orang. Tapi, dia tidak takut orang.

Kalau ketemu orang dia tidak nangis, dia mau salim. Tapi, klo sudah digendong orang lain dia menolak dengan tangisan atau raut wajah yg berubah. 

Saat playdate pun seperti itu. "On"nya lumayan lama. Tapi dia memperhatikan sekitar. Kalau dia tidak mau ikutan main bersama teman2an sebayanya. Tidak masalah. Tapi setiap mau tidur, saya selalu tanya apa yg dia lakukan. Dia ingat loh. MasyaAllah Tabarakallah.

Aku akan selalu berpikir "it's ok. Setiap anak memang berbeda-beda". Tp klo ada teman2 main ke rumahnya, dia senang. Dia senang rumahnya rame. 

Setiap ada yg main ke rumahnya, terus pada pulang. Dia selalu bilang "yah.. rumah Hijaz sepi". Bisa dibilang jago kandang yaπŸ˜…


Setiap anak memang punya keunikan tersendiri. πŸ˜‰


Lalu, kemarin Hijaz ke Dokter karena Hijaz mengalami gigitan nyamuk, tapi kok jd bengkak. Kami curiga dia alergi serangga. 

Pas Hijaz mau masuk ke ruang dokter. 

Dokternya bilang : "ohh... I know him. You're Imaam in Masjid ya? MasyaAllah you are a beautiful Qori"


Saya dan suami : Alhamdulillah Tabarakallah kita kebingungan gt. 

Kita malah bahas ttg Hijaz kalo di masjid. πŸ˜…

Suami bilang Alhamdulillah but sometimes he disturbed other people.


Dokternya : no.. it's good you bring him to the mosque. MasyaAllah He will a good qory in his future. 

Aamiin 

(Hijaz itu sering diajak ke masjid sm Daddynya. Minimal 1x sehari magrib/isya. Dia klo di masjid suka baca surat Al-fatihah/melakukan gerakan  kenceng2 layaknya imaam. Mangkannya dia di kenal. Alhamdulillah didoain yg baik2. So far ga ad yg protes klo Hijaz berisik) semoga Istiqomah ya nak jd ahlul Masjid.😘 😊

.

.

Alhamdulillah kisah Hijaz jd mengingatkan  sy ttg Tabi'in bernama Uwais Al-Qorni. Ga terkenal di dunia tp terkenal di langit. 

Semoga Hijaz dan anak2ku bs seperti itu. Ga perlu terkenal di dunia. Tetapi malaikat dan penghuni langit tahu dia salah satu orang yg sholeh. Aamiin 

#ceritanik #jurnalhijaz #kisah #anak #todd 

Nov 14, 2018

Karena Prioritas Keluargaku Tak Sama dengan Keluargamu

Selama saya merantau hampir lima tahun saya merasakan berbeda-beda prioritas.
1.       Saat menjadi Isteri Rumah Tangga
Setelah menikah saya memang tak langsung diberi amanah anak. Maka, prioritas saat itupun berbeda dengan apa yang saya rasakn saat ini.
Saat itu abang, panggilan saya ke suami. Abang membebaskan saya apapun selagi saya bahagia dan bermanfaat. Kegiatan saya hanya masak, bersih-bersih rumah, ikut kelas Bahasa Inggris seminggu sekali, mengikuti kelas Bahasa Arab seminggu sekali, Bahasa Inggris for spouses yang berbayar. Yang pasrti supporter dia dalam apapun kegiatannya.
Satu tahun diperantauan Allah izinkan saya menjadi volunteer di Kindergarten The Kaust School.

2.       Saat menjadi Isteri berkerja
Setelah menjadi volunteer di the kaust school, Allah izinkan saya berkerja sebagai Asisten Teacher di K3 kaust school. Prioritas saya yang pasti berbeda lagi. Saat itu yang terpenting ada yang bisa dimakan untuk saya makan siang di Sekolah dan makan malam. Abang makan siang selalu di kantin kampus. Biasanya sarapan kami hanya simple/yang mudah. Biasanya roti bakar/biscuit di temani susu atau teh.
Kalau kelelahan atau kemalasan sedang hadir dalam diri ini. Biasanya kami makan diluar seperti kantin kampus atau junk food lainnya.
Qodarullah memasuki 2 tahun pernikahan, saya masih berkerja dan Allah izinkan saya hamil. Alhamdulillah saya tak mengalami morning sickness tetapi, evening sickness, dan saya mabok ketika mencium bau. Masak-memasak abanglah yang menyediakan. Huhu jazakallah khoiron bang. Kondisi rumah sebenarnya rapi tetapi, karena tempat tinggal kami ini selalu tertutup maka, debu bisa dimana-mana biasanya bagian bersih-bersih kami bagi-bagi tugas. Weekendlah biasanya ngevacuum dan saya bagian ngepel.


3.       Saat menjadi Ibu Rumah Tangga
Setelah usia kandungan saya memasuki 8 bulan, saya resign dari asisten teacher. Saya memutuskan stay di rumah dan mempersiapkan kelahiran anak kami. Satu bulan lebih tiga minggu, Saya dan suami memutuskan tidak mengundang orang tua kami. Jadi selama anak kami lahir, kami melewati bersama. Satu bulan pertama, Hijaz sering kolik/masuk angin karena Hijaz lahir dengan kondisi tongue tie sehingga membuatnya menyusui tidak sempurna dan angin masuk kedalam perutnya. Dan kondisi itu membuat saya diet makanan yang mengandung gas. Jadi saya hanya makan sayur bening dan ayam. Semuanya abang yang memasak. Tugas saya hanya mengurusi Hijaz. Kondisi rumah rapih ala kadarnya. Ketika hijaz sudah mulai beranjak besar dan saya sudah tau ritmenya, tugas memasak kembali kesaya. Terlebih ketika Hijaz sudah memasuki dunia per-MPASIan. Saya tetap chefnya.

4.       Saat menjadi Ibu berkerja
Awalnya saya memang berniat untuk menjadi Ibu Rumah Tangga saja. Menikmati hari-hari bersama anak. Tetapi, Allah memberi kesempatan untuk saya berkerja di sekolah lagi. Melalui istikharah panjang dan ridho suami, dengan berat hati saya berkerja lagi. Prioritas dan tantangan menjadi lebih komplit lagi. Bangun lebih pagi dan tidur terlembat. Tugas abang adalah mencuci piring, mengantar Hijaz ke daycare. Saya memasak menyiapkan masak dan bekal Hijaz selama di daycare. Setiap pulang sekolah, saya menjemput Hijaz dan bermain. Agar bonding saya tak hilang darinya. Target tilawah dan ibadahpun tetap harus menjadi prioritas. Soal masak keseringannya saya masak malam hari dan masak dengan jumlah banyak sehingga cukup untuk 2-3 hari atau bahkan bisa seminggu untuk saya dan suami. Untuk Hijaz selalu masak yang fresh. Kondisi rumah lagi2 saat weekend. Menyapu setiap hari tapi untuk membersihkan secara menyeluruh seminggu sekali atau dua minggu sekali. Biasanya saya sudah menyetok makanan di kulkas saat weekend. Seperti siomay, ayam ungkep, rendang. Jadi saya malam hari atau pagi hari tinggal memasak sayuran saja.

5.       Ibu Rumah Tangga dengan Toddler
Setelah berkerja dalam satu tahun, qodarulloh mereka punya peraturan baru bahwa isteri dari PhD student tak bisa berkerja sebagai part time lagi. Sedih rasanya, karena saya belajar banyak di sekola. Tetapi semuanya ada hikmahnya, saya mengasah koordinasi mata dan tangannya, kegiatan pre-writing, bermain bersama Hijaz dan mulai mengajari Hijaz menghafal surat-surat pendek dalam Al- Qur’an dan doa sehari-hari.
Kondisinya sama seperti sebelum-sebelumnya, abang bagian mencuci piring. Saya memasak dan menyiapkan kegiatan untuk Hijaz.
Semua ini kondisi keluarga kecil saya. Setiap keluarga berbeda-beda kondisi.

Saya ini tidak pintar masak. Saya selalu tidak PeDe untuk mengantarkan makanan ke tetangga atau teman orang Indonesia. Saya belajar banyak dari ibu saya bagaiamana beliau Ibu berkerja tetapi selalu ada waktu untuk memasak untuk keluarganya. Semenjak merantau “food preparation” itu sebelum terkenal saya sudah menerapkan.

Setiap pasangan berbeda-beda tipe ya, ada yang suaminya nerima saja apa yang dimasakin isterinya. Ada yang 3x menu dalam sehari berbeda-beda. Ada yang tak suka makanan yang sudah berhari-hari meski disimpan didalam kulkas.
Suami saya adalah tipe yang selalu hidup dibawa santai. Jadi biasanya saya sudah siapkan ungkep ayam, nugget, rendang. Jadi semuanya saya taro di freezer. Kalo mau makan tinggal di goreng atau dihangatkan.
Untuk sayuran biasanya semacam kangkung atau bayam, saya sudah potong-potong dari batangnya dan disimpan di ziplock atau plastic agar tak terkena air dan cepat busuk. Saya pernah coba disimpan di dalam Tupperware. Tetapi malah cepat busuk. Sehingga saat ingin masak tinggal masukkan saja tanpa harus memisahkan kembali batang dan daunya. Dan  Lebih mudah lagi buatlah bumbu dasar merah, bumbu dasar putih, dan bumbu dasar kuning. Sehingga saat masak tak perlu lagi menyiapkan dan menghaluskan bumbu-bumbu.

Suami saya tidak pernah memuntut saya rumah rapih dan bersih karena beliau tau punya toddler yang lagi aktif-aktifnya. Prioritas saya mendidik dan menemani Hijaz dalam bermain.
Untuk soal mencuci dan menyetrika, Alhamdulillah sangat terbantu karena disediakan Dryer. Jadi, setiap selesai memanaskan pakaian langsung dilipat kecuali pakaian yang berbahan lecek.


Sharing ala Anik
  1. Komunikasikan dengan suami. Maunya seperti apa. Kalau merasa keberatan bisa diskusikan. Ada suami yang tak mau terlibat/membantu dalam bersih-bersih rumah tetapi, ada juga yang bersedia uangnya untuk memanggil cleaning services.
  2. Sesibuk apapun jangan lupakan hak dan kewajiban kita sebagai Hamba Allah dan Sebagai anak, Isteri, dan orang tua.
  3. Perlu diingat kewajiban isteri itu bukan masak. Tetapi kalau suami yang meminta, lain cerita. 
  4. Menyederhanakan konsep bersih. Dulu sebelum punya anak, rumah maunya bersih dan tidak berdebu. Tapi ketika sudah memiliki anak, konsep bersih itu sedikit berbeda. Rumah berantakan tak kan lama, itu pertanda ada kehidupan. 
  5. Setiap keluarga punya prioritas yang berbeda-beda. Percaya kita sama-sama punya 24 jam tetapi, kita punya fisik yang berbeda-beda. Yang tau kondisi kita adalah diri kita sendiri. 
  6. Apapun kegiatannya luruskan niat karena Allah agar ternilai ibadah. Jangan lupakan Fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan karena kita tak tau sampai kapan kita di dunia. Bersiap siagalah!
  7. Capek dan mengeluh itu wajar. Tapi ceritalah ke suami agar tau apa yang sedang kita rasakan. 
  8. Setelah menjadi isteri dan Ibu, mengupgared diri itu perlu. Agar otak kita tetap berkembang dan tidak menciut. Jadi wajar ketika seorang ibu sering lupa hari atau tanggal. :)
  9. Jangan membandingkan keluarga orang lain dengan keluarga kita. 😊

Nov 1, 2018

Kamu tetap milik Emak sampai kapanpun

Setelah menikah, pasti banyak kerikil-kerikil dalam pernikahan. 

Termasuk salah satunya hubungannya menantu-mertua. 

To be honest, sebaik-baik mertua tetap inginnya keluarga kita pisah ya. Bukan menjauh tapi kami percaya biarlah asem,asin, manis penikahan kami, mereka tak mengetahui. Biar kami yg telan sendiri.

Begitu yg kami rasakan selama 5 tahun penikahan ni. 

Tapi, lagi2 ujian keluarga beda2 ya.. 

Saya diingatkan dengan sebuah hadist 

Dari Aisyah r.a, ia berkata, saya berkata kepada Rasulullah SAW,”Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling besar haknya kepada seorang perempuan/istri? Beliau menjawab,”Suaminya.” Aku berkata,”Dan siapakah manusia yang paling berhak terhadap seorang laki-laki/suami? Beliau menjawab,”Ibunya.” (Hadits Riwayat Imam An-Nasa'i, Al-Hakim, dan Imam Al-Bazzar)

Hadist ini yg membuat saya selalu menganggap Emak (ibu mertua saya) seperti orang tua saya. 

Yang pertama saya tanya ke abang biasanya ketika uang beasiswa keluar, pasti saya bilang buruan kirim ke Emak n bapak.

Saya tahu sejak dulu, abang adalah tulang punggung keluarganya, buat km para istri yg sama seperti saya. Ingatkan ke pasangan bahwa orang tua adalah yg utama. Karena saya percaya beliau sukses, beliau Allah mudahkan tak lagi selain doa-doa mereka.

Misi yg sama dengan pasangan, saat menikah kita menyamakan misi salah satunya membahagiakan kedua orang tua kita. 

Kalo ada diantara mereka sedang sakit dan kesusahan tidak ada lagi yg "perhitungan" atau bahas2 gaji. Meski kami sudah menikah, kesehatan dan kebahagian mereka tetap utama buat kami.

Meski emak dan bapak dr pihak suami bukan orang tua kandung saya. Saya belajar mendengarkan apapun yg beliau ucapkan. Cobalah memberikan hadiah untuk mereka tak ada salahnya.Berikan waktu suami untuk keluarganya. 

Kalau kami mudik ke Indo biasanya 3-4 minggu. Karena kami tetanggaan, ga deket2 bgt si beda 400m-an. Kalo ba'da subuh abang sering berlama-lama di rumah emak. Bahkan klo tetangga tanya mana bini lu. Ada dirumah mertua (jawab suami).

Itu bukan berarti kami "pisah". Tapi kami percaya terkadang pasti orang tua kita rindu zaman2 sebelum menikah. 

Buat para isteri dan nasehat saya pribadi, sampai kapanpun suamimu tetap milik ibunya. Support terus agar ia selalu berbakti padanya. Meski sudah menikah, tak ada halangan tuk membuatnya tetap tersenyum. 😊