SIAPA ingin jadi sholihah? Tentu semua wanita di dunia ini
menginginkannya apalagi dengan nilai plus yang Allah berikan, dicintai
penduduk langit dan bumi. Jaminan masuk surga dan melihat Rabb pun sudah
ditangan.
Tahukah ukhtii? Sholihah itu ukuran dan ada standarnya. Jadi bisa
saja mengatakan bahwa kita sudah sholihah, tapi kenyataannya ada kondisi
yang tidak kita penuhi. Wanita sholihah juga memiliki sifat-sifat
khusus.
Allah SWT berfirman: “Wanita (istri) sholihah adalah yang taat lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah
memelihara mereka.” (QS. An-Nisaa’: 34).
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita
sholihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang
ma‘ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di
sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di berkata: “Tugas seorang
istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada
suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita sholihah adalah yang
taat,” yakni taat kepada Allah, “Lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak
ada (sedang bepergian), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan
harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177).
Ketika Rasulullah menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya
sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan,
Allah SWT menyatakan kepada Rasul-Nya: “Jika sampai Nabi menceraikan
kalian, mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan
istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat,
qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.”
(QS. At-Tahrim: 5).
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang sholihah yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah SWT.
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat.
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa yang mereka perbuat, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah saw. walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksudkan dengan ibadah kepada Allah di dalam Al-Quran adalah tauhid, kata Ibnu Abbas).
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132).
Rasulullah s.a.w. menyatakan: “Apabila seorang wanita sholat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (Hadis Riwayat Ahmad 1/191, disahihkan Asy-Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661).
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah SWT.
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat.
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa yang mereka perbuat, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah saw. walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksudkan dengan ibadah kepada Allah di dalam Al-Quran adalah tauhid, kata Ibnu Abbas).
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132).
Rasulullah s.a.w. menyatakan: “Apabila seorang wanita sholat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (Hadis Riwayat Ahmad 1/191, disahihkan Asy-Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661).
Ukhtii, siapa wanita yang tidak menginginkan kesemua sifat itu
melekat dalam dirinya? Sudah jelas jaminan tempat di akhirat kelak
dengan berbagai keni’matan yang luar biasa melimpah. Mari bersama
berusaha menjadi wanita sholihah! Karena kesulitan dalam berbuat
kebaikan itu ada pada tahap memulai, lalu saat kita malas meneruskan
ingatlah lelah, bosan dan sakitnya saat memulai.