Setelah tenang dia bertanya “kamu kenapa?”
“aku kangen loh aktif di social, bermanfaat buat banyak orang, ngajar ngaji, aku merasa hidupku begini-begini aja, I didn’t do anything, kalo maut datang amalan apa yang kira-kira “pantas” untuk aku masuk surga-Nya”. keluh saya ke suami
“masyaAllah sayang, itu yang bikin kamu menangis?”. Tanya suami
“Saya hanya menganggukan kepala”.
“Masya Allah tabarakallah, orang-orang mungkin malah iri
sama kamu bisa menjadi ibu rumah tangga yang sholehah. Kamu selalu bangun lebih
awal dan tidur paling telat, kamu memastikan perut aku dan anak-anak terisi,
kamu menyiapkan baju mulai mencucinya, merapihkannya, kamu sabar mendidik Hijaz
dan Hamim, kamu mengatur keuangan agar keuangan dapur kita stabil, masyaAllah
kamu lupa ya… bahkan kamu bisa masuk surga dari pintu mana aja yang kamu mau,
sayang.” Nasehat abang sambil menggengam tangan istrinya.
“iya ya,, masyaAllah.. jazakallah khoiron ya sudah ngingetin aku.”
“Masya allah una udah banyak banget beramal sholeh khususnya buat keluarga kita. Kan emang itu yg paling utama kan sayangku. Gak usah pusingin yang lain. insyaAllah kamu sudah jadi istri sholehah buat abang dan ibu yg sholehah buat anak-anak.”
*Buat ibu-ibu rumahan kayak saya, jangan
bersedih ya,, atau ibu yang berkerja. Kita semua punya peranan masing-masing. Tak
perlu saling membully. Yang pantas menilai hanyalah Allah. Jangan merasa paling
baik atau hebat.semua ibu adalah hebat!
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).