CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Oct 20, 2021

Lika-Liku Menjadi Istri Seorang Mahasiswa S3 di Luar Negeri (KAUST) part 1

"Alhamdulillah kita sudah lalui semuanya ya sayang."ucapku pada abang.

Lulus S3 di jurusan Science selama 7,5 tahun adalah waktu yang terlalu lama. Tapi, begitulah yang Allah takdirkan untuknya.

Ketika orang lain melihat di sosial media "enak ya hidup di luar negeri". Karena mereka tidak melihat bagaimana di kehidupan nyata.

Ketika dulu abang meminta saya ke bapak adalah untuk menemaninya kuliah S3. Yang saya akui memang tak mudah untuk di lalui.


Di jurusan abang Material Science/ Teknik Material ada ujian Qualifications Exam (QE). Dimana ujian ini penentu, dia bisa lanjut kuliah di sini atau tidak.

Tahun pertama dengan adaptasi baru kehidupannya dan pada saat itu saya sedang hamil lemah (tidak boleh bangun dari tempat tidur) karena setiap saya berdiri, saya mengalami pendarahan/ngeflek. Tapi, dia harus belajar untuk menghadapi ujian QE. Qodarullah dia gagal. Dari 3 mata kuliah yang di uji. Semuanya gagal. Alhamdulillah abang nego-nego dengan salah satu professor lulus 1 mata kuliah. Dan Alhamdulillah masih ada kesempatan untuk mengikuti ujian di kesempatan kedua. Dan ini adalah kesempatan terakhir. Dan qodarullah aku pun keguguran.

Belajar dari kesalahan. Ikhtiar yang kurang maksimal. Aku menyemangatinya. Belajar tanpa henti untuk bisa meneruskan mimpinya. Seirin berjalannya waktu Alhamdulillah dia dinyatakan lulus.

Setelah lulus Alhamdulillah rezeki selanjutnya aku hamil setelah satu tahun keguguran.

Awal datang ke sini, riset abang adalah tentang Fuel Cell. Aku tidak tau sih riset ini tentang apa. Yang ku tau ini salah satu bahan bakar yang sedang dikembangkan.
Professor adalah orang Eropa yang identik dengan santai.
Abang mulai kebingungan karna biasa di Korea yang kerja keras dari profesornya disini dia dibebaskan oleh professornya. Professornya suka traveling, jarang di lab, jarang membimbing mahasiswa atau scientistnya.
Benar saja dua tahun bersama Professor ini, beliau mengundurkan diri dari professor di sini dan riset abang hilang, labnya di tutup karna ada konflik internal.

Alhamdulillah ala kulli hal. Di kaust meski lab di tutup, professor pergi dia tetap bawa dana riset dari professor sebelumnya sehingga banyak professor yang mau. Hanya saja risetnya harus ganti karena lab sebelumnya di tutup.

Akhirnya di tahun 2016 abang menemukan riset baru yaitu di bidang baterai. Baterai untuk mobil yang saat ini sedang hits.

Professor keduanya ini berkewarganegaraan Taiwan. Tipilal orang China, Taiwan, Korea, Jepang kerja dengan mereka dituntut untuk efisien dan hard worker. Abang menemukan teman Kolaborasi yang sangat baik. Teman abang di satu lab dan satu professor. Dia kerja sebagai postdoctoral. Dia baik, banyak membimbing abang karena bidang baru, abang banyak belajar darinya. Hingga saat ini pun jadi teman kolaborasi di jurnal-jurnal ilmiahnya.

Bedanya S1 dengan S2/S3 dosen/professor tidak ngurusin hal-hal kecil. Kita mahasiswa harus memecahlan masalahnya sendiri. Professor tau laporan ketika meeting dan jurnal ilmiah yang terpublish.

Dua tahun berlalu, sudah banyak perkembangan bahkan abang banyak kolaborasi jurnal-jurnal ilmiah International. Professor pergi lagi. 😅
Tahun 2018, kalau di paksa lulus pun belum bisa karna data di bidang yang baru untuknya belum banyak. Qodarullah 

Akhirnya ganti ke professor ketiga. Professor baik hati, meski professor ini bukan di bidang baterai tapi mau menerima abang sebagai mahasiswanya. (Masi ada kelanjutannya di part 2 ya)

Lika liku yang abang lalui ini, pasti terasa berat di pundaknya. Beban yang dipikulnya bukan hanya memikirkan risetnya tapi tanggung jawab keluarga kecilnya dan keluarga besarnya. Tapi, dia tau banget ini hanyalah sebagian kecil ujian untuk mewujudkan mimpinya. 


Dari dulu sampai sekarang, dia tidur selalui menggenggam tangan saya, mungkin itu cara dia merasa lebih tenang dengan semua yang ia lalui. Tak lupa doa dari orang tua, orang-orang sholeh, doa di waktu mustajab.
Masyaallah tabarakallah 


*disclaimer ya. Cerita ini bukan mengeluh tapi, healing/ngeluarin uneg2. Mudah-mudahan bermanfaat

To Be continue ya!

No comments:

Post a Comment