Hari ini saya mau cerita tentang si Pengembala Kambing tapi bukan
seperti nyanyian Tasya ya… ^^
Si Pengembala kambing ini saya panggil dengan abang. Si abang ini
lahir dari keluarga yang keluarga ekonomi menengah kebawah. Lahir menjadi anak
ke-3 dar 5 bersaudara, bapaknya hanya seorang buruh dan ibunya hanya seorang
ibu rumah tangga. Sang bapak sudah sakit sejak anak pertama. Dengan kondisi
sakit paru-paru tetap berusaha untuk menghidupi keluarga kecilnya.
Si abang ini sejak kecil memang beda dari teman sebayanya. Ketika
teman-teman sebayanya sedang main bola tapi si abang ini harus mengembala
kambing untuk membantu sang bapak. Itulah kenapa saya panggil si penggembala
kambing.
Terlahir dengan keluarga dengan ekonomi menengah kebawah dan seorang
bapak yang sakit-sakitan, berat sekali cobaan hidupnya. Terkadang keluarga si
abang ni harus meminta bantuan ke saudara-saudara terdekatnya. Hingga kakak
dari si pengembala kambing ini mendengar keluarganya direndahkan karna saking
sulitnya hidup. Mendengar direndahkan kakak dari si pengembala kambing ini
memotivasi si abang supaya mengangkat derajat keluarganya.
Sejak SD si abang ini mendapatkan beasiswa padahal di SD dia tidak
selalu mendapatkan peringkat pertama. Si abang masuk SMP terbaik Se-Kelurahan
dan mendapatkan prestasi serta mendapatkan beasiswa juga. Hingga lulus SMP ia
mendapatkan nilai UAN tertinggi ke 2 di SMPnya tapi ia tidak mendaftarkan ke
SMAN terbaik Se-Jakarta Selatan karna jauh dari rumah serta biaya ongkos untuk
ke Sekolah pasti lebih mahal. Ia putuskan untuk masuk SMAN yang dekat dengan
rumahnya. Pada saat itu orang tuanya menyarankan si abang ini untuk masuk
Sekolah Kejuruan dengan harapan setelah SMK ia bisa kerja. Tapi si abang ini
tidak mau dan masuklah ia di SMAN dekat dengan rumahnya. Di tahun pertama si
abang ini bertemu dengan seorang kakak kelas yang memotivasi dia untuk membuat
dream book. Si abang ini bertanya dengan kakak kelas yang kini menjadi
motivator. “untuk apa kak?” si pengembala kambing bertanya. “Udah tulis aja”
kakak kelas abang menjawab.
Si abang menulis dream book. Selama di SMA si abang ini berprestasi,
ia selalu mendapatkan peringkat parallel 1 di SMAnya dan aktif di organisasi.
Banyak teman yang bertanya kepada ibunya kalau mengambil rapot “si abang makan
apa si bu? Kok pinter banget”, si ibu hanya menjawab “tidak makan apa-apa sama
kok kayak kalian”.
Di semester terakhir sebelum lulus SMA si abang ini disarankan oleh
guru BK untuk mengikuti Beasiswa Sampoerna untuk masuk di Universitas tarbaik
di Indonesia. si abang ini di terima beasiswa Sampoerna dengan seleksi ketat
dari 2000 yang mendaftar di seleksi menjadi 200 dan di seleksi lagi hingga 32
orang. Dan si abang ni salah satu penerimanya. Masya Alloh.
Karna tak punya biaya buat tes masuk Perguruan Tinggi Negeri akhirnya
ia mengajukan kepada panitia SPMB pada saat itu. Dan ia tes tanpa biaya.
Beberapa pekan kemudian pengumuman bahwa ia diterima sebagai Mahasiswa Fakultas
Teknik dengan Departemen Teknik Metalurgi dan Material.
Diusianya dan dizamannya ia kuliah ia tak keluar biaya sedikitpun
bahkan ia mendapatkan pendapatkan 1,1 juta tiap bulan di tahun 2006
Tabarokalloh.
Lulus kuliah ia mencoba magang untuk mendapatkan pengalaman. Tapi
tak lama ia mencoba apply beasiswa ke Korea Selatan. Dengan izin Alloh ia di
terima untuk s2 di Korea Selatan.
Mendekati kelulusan Masternya ia mengapply beasiswa untuk s3 di
KAUST Saudi Arabia. Si abang ini mengajukan ke 6 profesor. Dari 6 profesor 4
profesor membalas email si abang padahal si abang ini mendapat kabar bahwa
teman Indonesia mengajukan sebelumnya dibalas satu tahun kemudian. Masya Alloh
ia di terima sebagai PhD student di KAUST. Sebelum ia ke Saudi ia meminta izin
ke orang tuanya untuk menikah. Dan ia menikah di bulan Ramdhan seminggu sebelum
ia berangkat ke Saudi.
Ternyata semua yang ia lewati telah tertulis di dream booknya. Dan
ia menyesal kenapa dulu ia tidak menulis banyak di dalam dream booknya. Dan
kini ia menulis banyak mimpi-mimpi di dream booknya. Buat yang merasa keluarga
dengan ekonomi menengah kebawah jangan menyerah untuk menggapai mimpi. Tenang
aja kita masi punya Alloh. “kesuksesan ada buat mereka yang berusaha”.
No comments:
Post a Comment