CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Nov 3, 2020

Menyetir di KAUST Arab Saudi




Sudah lama tidak menulis di laman blog. Kalau ada yang mau baca-baca tulisan saya, saya suka nulis di caption IG @aniksofiyah_ (mudah-mudahan ada manfaatnya).


Sejujurnya dalam hidup saya, tidak pernah ada mimpi untuk bisa menyetir mobil. Karena saya berpikir, hidup di keluarga sederhana bagaimana mungkin bisa menyetir, punya mobil aja engga. Dan Alhamdulillah meski keluarga saya diberikan rezeki untuk membeli mobil, kayaknya mending pakai aplikasi aja y untuk saat ini, melihat ibukota padat. Dan menurut kami, di Indonesia memiliki mobil itu, status sosial dianggap tinggi.

Begitupun dengan pemikiran abang. 


Sejak datang ke KAUST tahun 2013, sebuah kampus private. Kampus dimana semua fasilitas disediakan, tidak semua orang bisa bs masuk ke kampus ini. Dan kami pun memiliki peraturan tersendiri. Bila di Arab Saudi baru2 ini perempuan boleh menyetir, di kaust sudah berlaku.



Dua tahun pertama, belum memliki anak. Masih asik kemana- mana naik bus yang disediakan kampus atau naik sepeda untuk jalan-jalan di area kampus. Setelah saya berkerja, akhirnya memutuskan memiliki motor, Hijaz lahir akhirnya kembali ngebus (karena anak dibawah 5tahun tdk boleh dibonceng/naik motor (motor only for 2 person), Hijaz gedean dikit beli trailer sepeda. Dan akhirnya memutuskan membeli mobil.


Dulu belum kepikiran buat beli mobil. Karena masih berpikir bahwa memiliki mobil adalah orang yg berstatus sosial tinggi. Ternyata itu gak berlaku guys, di Arab Saudi. Karna mobil2 di sini itu murah. Sekaligus karena transportasi umum di sini belum banyak, sehingga memutuskan banyak orang "harus" memiliki mobil. Apalagi kalo kalian memiliki anak lebih dari satu. 😊


Saat mudik tahun 2016, abang memutuskan untuk les menyetir. Entah kapan memiliki mobilnya, yang penting punya keahliannya. 


Mudik tahun 2017, akhirnya abang bikin SIM A dan saya ikutan (padahal saya pd saat itu, sama sekali belum bisa nyetir).


Di KAUST kita bs nyetir mobil, meski hanya bermodalkan SIM A dr Indo. Hanya saja butuh "legalitas" dr pihak security kkampus. Tapi, Alhamdulillah abang punya juga SIM saudi (Meski harus 10 hari ikutan kelas karena peraturan baru, meski lulus tes, semua WNI wajib ikut kelas 10 hri).


2019, ketika memiliki anak kedua. Saat itu abang berencana conference ke US. Melihat memiliki anak dua masi kecil-kecil pd saat itu, mungkin abang melihat kasian kalo kemana-mana ribet ngebus. Akhirnya, dengan sabar beliau mengajarkan saya menyetir. (Meski pd akhirnya visa US keluar setelah conferencenya selesai. Alias gak jd berangkat. 😄)


Modal awal menyetir adalah keberanian. Karena kalo takut, gak akan bs memulai. Pd saat itu saya sampaikan ke beliau, kalo saya tdk mau belajar nyetir. Karena takut ngegasnya kekencengan (maklum mobil matic). Tp, bukan abang klo gak ngasih motivasi. Hehehe 

Belajar nyetir ini keahlian sayang, klo tdk kepakai di sini. Ini bakal bermanfaat buat ke depannya. Lagian abang mau nurunin ilmu yg udah di ajarkan gurunda Ditho (alumni student kaust-ina yg ngajarin abang nyetir). Sekaligus mumpung di KAUST, tempat yang enak untuk belajar. Karena di dalam komplek sehingga sepi tanpa banyak kendaraan.


Dengan sabar, beliau mengajarkan saya menyetir. Mulai dari muter-muter tempat parkir setiap pagi, setelah Hijaz kami antar ke sekolah. Hamim anteng di car seatnya. Meski sempat marah karena pasti dia lebih cerewet ngajarin istrinya (karena gak mau istrinya kenapa-kenapa dong) 😄. Tidak sampai seminggu, saya sudah bisa menyetir sendiri. MasyaAllah Tabarakallah Alhamdulillah

Dan sudah satu tahun sudah saya lulus nyetir dengan gurunda Prof. Wandi. 🥰😆 Jazakallah khoiron abang buat ilmunya.


No comments:

Post a Comment