CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Dec 19, 2020

(resume) MANAGEMENT KOMUNIKASI DAN KONFLIK RUMAH TANGGA


 oleh Anik Sofiyah

Pembicara Mba Kisma Fawzea (zeezee)

 

Pernikahan memang tak bisa digambarkan indahnya layaknya kisah di Kdrama, FTV, yang selalu terlihat indah di social media. Kalau kalian menikah untuk terlihat mesra terus di sosmed lebih baik belajar lagi. hehe karena memang Pernikahan tak seindah yang dibayangkan. Ada badainya, ada batu krikilnya, ada nangis-nangisnya. Tapi, Bukan berarti kita melajang selamanya. Pernikahan ini setengah agama artinya  berpahalanya besar. Dan selalu berharap sakinah, mawaddah, dan warohmah hingga maut memisahkan. Dan berharap berkumpul lagi di surga-Nya.

Pernikahan ini, dua insan yang memiliki karakter yang berbeda, meski kalian sudah puluhan tahun mungkin pacaran. Tak menjamin kalian sudah mengetahui semua hal dari pasangan kalian. karena pada hakikatnya adalah pernikahan saling mengenal selamanya. 

Perbedaan karakter, perempuan yang maunya dimengerti, perasaan yang dominan dibandikan akal, jadi tak heran kalo ada hal yang gak disukai senengnya diem-dieman berharap suami peka. Sedangkan laki-laki akalnya lebih dominan, istri diemin menganggap istrinya sariawan. Kalo ada hal yang tak disukai “sampaikanlah/komunikasikan”.

Dari survei yang mba zee sampaikan, bahwa masalah terbanyak dalam perceraian adalah komunikasi. Sebelum masalah menumpuk maka, bicaralah, ungkapkanlah. Jangan sudah berat baru konsultasi.

Sebagai seorang istri, jangan pernah menyerang, melarang, mengurui, melebelkan, meremehkan suami ketika masalah datang apalagi mengungkit-ungkit masalah yang udah tahun lalu atau 5 tahun yang lalu. Tapi, diselesaikan bersama. “JADILAH BIDADARI SURGA DI DUNIA yang membuat suami nyaman”, seperti kisahnya Sayidinna Khadijah menenangkan Rasul ketika wahyu pertama. Dia tidak bertanya “kenapa” tapi Dia katakan kamu orang yang jujur, kamu orang yang tak pernah menyakiti orang, Allah tidak mungkin menghukum-Mu. (sangat menenangkan ya)

Ada beberapa indikator pernikahan sudah tidak sehat adalah sudah tidak ada sakinah, dimana sudah tidak betah di rumah, maunya keluar, kalo ada pasangan kita di rumah malah tidak nyaman.

Kesalahan yang dialami pasangan jangan diem aja menganggap tidak apa-apa, kurang keintiman jarang berduaan, perhatian suami/ istri berkurang, kurangnya penghargaan (respect).

Jadilah PERNIKAHAN yang THINK (TRUE, HELPFUL (MEMBANTU), INSPIRING, NECESSARY (PERLU), KIND (BAIK).

Ketika konflik hadir, cari solusi bukan mencari siapa yang salah.

Ekspresikanlah rasa cinta dan sayang kita ke pasangan. Temukan 5 bahasa cinta masing-masing karena setiap individu memiliki Bahasa cinta yan berbeda.

5 Bahasa cinta :

1.       Kata-kata yang menguatkan (mengatakan I love you)

2.       Melayani (dipijat, dibantuin)

3.       Sentuhan fisik (dipeluk)

4.       Waktu berkualitas (makan berdua)

5.       Hadiah

Jadilah teman/patner yang nyaman, menyenangkan, jadilah patner yang dibutuhkan dan dirindukan. Tumbuh bersama bukan hanya Hidup bersama.

 

*dari pemaparan di atas terlihat bahwasannya perempuan yang harus mengalah dan berubah. engga kok justru mencoba memperbaiki ketika konflik hadir, ketika ternyata sakinah sudah tidak ada lagi di rumah maka, ngobrollah inget lagi masa-masa awal tujuan menikah. bila ada yang harus diubah, ubahlah atas kemauan dan tekad sendiri bukan pasangan yang memaksa. karena hati kita tak bisa mengubahnya hanya diri kita sendiri yang memulainya..

No comments:

Post a Comment