Seminggu sudah dikabarkan bahwa kehamilanku mengalami
keguguran “miscarriage”. Meskipun demikian, ketika mendengar kabar itu
dari dokter, hati saya sebenarnya merasakan lebih lega dan tenang. Kenapa saya
lega dan tenang? Karena saya mengalami kehamilan yang aneh. Saya hamil tapi mengeluarkan
darah layaknya haid. Jadi saya bersyukur karena masalah yang sempat
mengkhawatirkan saya ternyata terjawab sudah oleh hasil uji laboratorium, yaitu
darah yang keluar kemarin adalah si dedek bukan sebuah penyakit. :’] Innalillahi
wa inna ilahi rojiun (hanya kepada-Nya kita kembali). Entahlah apa penyebab keguguran
tersebut, yang pasti semua ini sudah kehendak-Nya.
Awal Mei kemarin saya memang berdoa agar Alloh
izinkan bulan ini saya hamil. Karena In Sya Alloh ibu saya tanggal 11 Juni mau
datang ke sini dan in sya Alloh akan melaksanakan ibadah umroh, saya ingin
menemani beliau tanpa terganggu si bulan datang. Tapi itulah rencananya
manusia. Saya percaya skenario-Nya lebih lebih baik dari skenarionya manusia.
Ketika ketahuan hamil, senang ternyata Alloh
kabulkan doa saya dengan cepat. Tapi ternyata Alloh sedang menguji kesiapan
saya untuk menjadi seorang ibu. Berbaik
sangka terus sama Alloh. Saya merasa belum pantas. Saya dan suami mempunyai
cita-cita menjadikan keluarga kami kelak menjadi keluarga Qur’ani, keluarga
yang hari-harinya selalu dihiasi dengan Al Quran. Saya dan suami masih dalam proses untuk
menciptakan keluarga Qur’ani terutama membuat kebiasan-kebiasaan yang memantaskan
kami menjadi keluarga Qur’ani mulai dari melakukan murojaah setiap ba’da Subuh,
habis Magrib setoran hafalan meskipun sedikit namun dilakukan secara rutin. Meskipun
demikian, kami merasa bahwa ilmu tentang mendidik anak masih sedikit. Jadi saya
tetap bersyukur atas kejadian ini.
Saya dan suami terus huznudzon kepada Alloh SWT,
kami masih diberikan kesempatan untuk “pacaran” lebih lama. :] kalau kata orang
yang sudah punya anak waktu buat berdua itu sulit karena sang anak mulai ada
rasa cemburu hehe jadi, setelah kejadian ini mereka semua menasehati “udah
nikmatin aja pacarannya nanti kalau sudah ada anak repot dan gak ada waktu
untuk pacaran berdua”. :]
Alhamdulillah segala Puji bagi Alloh yang Maha
Kaya Yang Maha Berkehendak. Engkau-lah yang menyatukan kami. Hal yang sangat
berat buat saya, saya harus kehilangan dedek yang sangat saya inginkan. Ya
memang bersyukur saat kita bahagia itu mudah tapi bersyukur saat tertinpa
musibah itu sulit diterapkan. Huznuzon tanpa batas :]
Anik Sofiyah
No comments:
Post a Comment