Dec 27, 2019
Mengisi Liburan sekolah, main ke MOSTI (The Museum of Science and Technology in Islam)
Dec 20, 2019
Enam tahun menginjak kaki di Arab saudi
Dec 3, 2019
Hari itu
Nov 23, 2019
Emergency Room dan ambulance
Nov 17, 2019
Pertama kali perjalanan ke Madinah dengan mobil (part 1)
![]() |
teh, meski selera teh kita berbeda. tapi ngeteh bersama adalah salah satu momen yg tak terlewatkan ketika sedang ngobrol bersama. |
Oct 6, 2019
Tak ada salahnya meringankan pekerjaan orang lain.
Sep 30, 2019
Bagaimana jika aku tak bisa memberikan keturunan untukmu?
Sep 22, 2019
Enam tahun roller coaster di perantauan
Sep 17, 2019
Orang yg pertama masuk neraka
Sep 2, 2019
Suami Istri itu sahabat sejati
Aug 24, 2019
Kisah Hijrah Bapak
Aug 12, 2019
Bapak Rumah Tangga
Aug 7, 2019
Tahun ke enam!
Jul 23, 2019
Bukan Mudik Biasa
Seminggu sudah saya dan keluarga kecil saya berada di ibukota. Kota dimana saya dan suami dilahirkan. Kota yang selalu punya cerita sendiri meski kami sudah hampir 6 tahun tak hirik mudik di kota ini. Ternyata sudah banyak yang berbeda.
Mar 28, 2019
Komunikasi produktif day 1
Bismillah
Mengikuti kuliah kelas bunda sayang dr institut ibu profesional memang agak berbeda dengan kelas martikulasi. Disini lebih banyak tantangan.
Materi 1 adalah tentang komunikasi produktif.
Hari pertama, 28 Maret 2019.
Setelah ada bayi berusia 1 bulan. Saya sangat khawatir meninggalkan/menitipkan bayi ke Hijaz. Karena Hijaz suka gemes sama adiknya yg terkadang membuat unanya agak bernada tinggi. Biasanya meluk tetapi, tangannya menidihkan dada si adik. Tetapi, hari ni karena urgent harus ke kamar mandi dan adek sedang asik menyusui harus berhenti karna sy ingin ke kamar mandi tak tertahankan. .
.
Akhirnya saya memutuskan untuk menitipkan ke Hijaz.
Una : "Hijaz, una titip adek ya. Una mau ke kamar mandi dulu". (Suara lembut, menatap wajahnya dengan senyuman)
Hijaz : ok una.
Terdengar dr kamar mandi, adek yg mulai menangis karna menyusui yg belum puas. Sang abang mencoba menghibur adeknya.
Hijaz : "adek, yg sabar ya. Una lagi di kamar mandi dulu. Ada Hijaz di sini". Setelah selesai.
Una: "terima kasih abang Hijaz sudah jagain adek dengan baik". MasyaAllah abang Hijaz yg sholeh. (Sy beri ciuman n pelukan untuknya, serta bilang I love you abang Hijaz).
Hijaz : I love you too una, (dia cium sy dan tak ketinggalan cium adeknya juga). 😊
#ceritanik
#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#jurnalkeluargaww
@institut.ibu.profesional
Join Kelas Bunda Sayang
Setelah lulus kelas martikulasi di @institut.ibu.profesional . Akhirnya memutuskan melanjutkan kelas bunda sayang batch 5.
Awalnya agak ragu, karena saat pendaftaran mendekati HPL. Tetapi, ini adalah tantangan buat saya.
Alasan kuat saya mau mengikuti kelas bunda sayang adalah saya yg selalu merasa kurang ilmu dan senang belajar, serta saya sebagai seorang ibu yg berada di ranah domestic perlu banget yg namanya upgrade ilmu. Terlebih jarak yg sulit untuk "belajar tentang keluarga/parenting". Kelas online ni sangat membantu saya.
Zaman yg semakin maju dan berkembang, pola pikir dan cara mendidik anak zaman orang tua kita beda dengan zaman sekarang. Membuat saya semakin semangat belajar.
Ada Quote dari sahabat Rasul “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di jamanmu” (Ali Bin Abi Thalib ). Bismillah.
#kelasbundasayangbatch5
#anikbelajar
#ceritanik
#ibuprofesional
#upgrade
Feb 25, 2019
Ceritanik tentang VBAC adek Hamim : A miracle from Allah (part 2)
Setelah berkeliling mall sampai mallnya sepi. Kami pulang lagi ke hotel.
Sebelum tidur, abang bilang ke adek yg ada dalam kandungan. Adek keluarnya jam 10 pagi ya. Supaya abang Hijaz bisa lihat. Maksud hati kami kasian ke Hijaz, karena kami bawa kesana-kemari. MasyaAllah Tabarakallah baik budi banget dia. ;"
Tanggal 18 Februari pukul 2am, saya sudah merasakan kontraksi per 10menit tapi, masi berantakan. Kadang 7 menit, 5menit, balik lg ke 10 menit. Tetapi saat itu saya belum berani bangunin abang. Karena biasanya setelah subuh, akan membaik. Berusaha dibawa tidur tetapi, setelah jm 4pg semakin terasa ada yg mendorong. Memutuskan membangunkan suami.
Abang : mau ke RS skrg?
Anik : tunggu deh. Takutnya ilang lagi.
Abang : sambil nunggu kita sholat tahajud dulu aja.
Anik : iya.
Abang : setelah sholat tahajud, abang bilang yg kata-katanya kurang lebih begini.
:"Mau normal atau caesar, kamu tetap istri shalihah seperti bunda hajar yg tak mengeluh mencari air minum untuk nabi Ismail. Kamu tetap Maryam, dengan keshalihahannya bisa melahirkan Nabi Isa a.s". Bismillah ya sayang." Sambil memeluk. .
Anik : just cried dipelukannya.
Akhirnya setelah subuh, kami berangkat ke RS. Sesampai disana jam 6pg Alhamdulillah sudah pembukaan 4. Itu berarti saya sudah tak boleh pulang.
Masih tersenyum dan ketawa-ketawa dengan perawat yg ramah. Sayangnya hijaz dan abang sudah tak boleh masuk. Huhu sendiri. Tp, dari awal sy hanya berdoa Allah bersama saya dan berharap mendapatkan dokter dan perawat yg mendukung saya.
Masuk ke ruang bersalin. Sudah merintih kesakitan. Di cek pembukaan, sudah 5 tetapi posisi adek masih tinggi. Dokter memutuskan untuk C-section. Karna khawatir adek kelelahan. Akhirnya meminta Abang untuk menandatangani C-section.
Qodarullah saya dipertemukan nurse yg baik banget, namanya Pretty. Berasal dari India. Beliau yg menyemangati saya. Yg membantu menngecek pembukaan. Bahkan yg dokter yg pro normal (dokter Tagrek) beliaulah yg menelpon untuk saya. MasyaAllah
Selama persalinan saya didampingi 3 dokter : dokter tagrek, dokter jaga saat melahirkan, dan dokter C-section.
Ditengah kesakitan saya, abang menyemangati via wa. Sy udah tak kuat telepon atau mengetik. Abang bilang "daddy and Hijaz love una. Banyak zikir".
Disana saya mulai merasakan sakit yg tak karuan. Dokter jaga mengatakan bahwa anak saya naughty boy.
Sedih rasanya seorang ibu, dikatakan bahwa anaknya naughty(nakal). Dakam hati saya katakan ke adek dalam kandungan saya. "Ayo dek, kamu bisa. Kamu anak sholeh bukan nakal". Meski maksud dokter itu mengatakan hanya "jokes". Tapi buat sy sedih.
MasyaAllah tabarakallah nursenya mengatakan bahwa saya sudah memasuki pembukaan 7 dan adek yg tdnya tinggi, Kini adek sudah diujung. Dengan berlarian nurse mengatakan ke dokter "It's miracle".
Dokter Tahreq pun mengatakan MasyaAllah laa haula wa laa quata illa billah. Anik insyaAllah kamu bisa melahirkan secara normal.
MasyaAllah sakitnya sudah tak kuasa, saya bertanya bolehkah sy minta "epidural" (semacam penghilang rasa sakit perut ke kaki). Sama seperti sebelum C-section. Disuntik di tulang belakang. Subhanallah nurse Pretty mengajarkan saya mendorong( push down) karna sy "mati rasa" saya hanya mendengarkan aba2 dia. Ditengah keputus asaan dokter, anik kayaknya kamu c-section. Karena terlalu lama, dokter khawatir si adek kelelahan karena saya push(mendorongnya) kurang kuat. Lalu, nurse pretty bilang "you can't do it". It's just push it m hard. You can do it". Dan dokter Taqrek memutuskan adek hamim sejenis vacum agar membantu saya. MasyaAllah tak sengaja keluar air mata saya melihat dia, si adik sholeh Hamim Ahmad Wahyudi.
Entah pukul berapa adek keluar, saya mengatakan mau menyusuinya.
Dan pukul 12.36 siang, saya kirim foto adek ke abang. Beda saat C-section melahirkan Hijaz, abang sudah mendapatkan sms dr pihak RS. Sedangkan, Hamim tidak mendapatkan informasi by message apapun.
Abang bls "ماشاء لله تبارك الله
😍😍😍😭😭😭 bikin terharu".
Ditengah recovery saya di ruang persalinan, saya kedinginan efek obat pain killer, haus karna memang tak diberikan minum. Pain killernya bisa menyebabkan muntah. Sehingga tak diberikan makan dan minum.
Caesar dan normal memang sama. Jangan saling ngejudge. Sama2 sakit. Memang bedanya setelah melahirkan normal saya sudah bisa langsung jalan ke kamar mandi. Sedangkan C-section saya masih harus menunggu beberapa jam untuk bisa berdiri.
“Alhamdulillah bi ni’matihi tatimmus shalihat”
segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan-Nya menjadi sempurna segala amal sholih.
Mohon doanya semoga anak2 kami, menjadi anak yg sholeh, hafidz qur'an, bermanfaat buat keluarga, bangsa, dan agama.
Dan kami bisa menjadi orang tua yg sabar, sholeh/ah dan bijak. Aamiin
Wandi dan Anik
Ceritanik tentang VBAC adek Hamim : A miracle from Allah (part 1)
Bismillah
Setelah melahirkan Hijaz hampir tiga tahun yang lalu melalui proses caesar. Kehamilan kedua ini berharap saya bisa normal. Dengan alasan, saya dan suami tidak ada yg membantu (orang tua kami) tidak bisa menemani kami. Dari awal melahirkan Hijaz pun, saya dan suami yg berjuang bersama. Iya selain kami memiliki pikiran "sufah cukup mereka kita repotkan ketika kami kecil, jangan ditambah buat mengurusin cucu". Meski pada dasarnya mereka pasti bahagia ngurus cucunya. Selain itu, saya pribadi tidak suka setelah melahirkan "direcokin dengan segudang mitos-mitos zaman dulu". 😊
Lanjut..
Berusaha melahirkan normal setelah caesar disebut VBAC (vaginal birth after C-section). Berharap saya cepat recoverynya. Tetapi, harus percaya bahwa kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Selebihnya Allah-lah yanh berkuasa.
Setelah memasuki kehamilan 36 minggu, dokter menyarankan untuk rajin jalan. Karena vbac harus melalui kontraksi yang alami (tanpa suntik). Bismillah saja, abang pun menyemangatin yang penting kita sudah ikhtiar.
Memasuki kehamilan 37 minggu setiap malam saya merasakan kram perut (kontraksi palsu), yg membuat saya tak bisa tidur. Hingga pagi harinya harus konsultasi ke dokter kandungan (ob/gyn).
Pada tangga 11 Februari, hari itu saya mengunjungi ke dokter yg berbeda karena dokter yg biasa saya kunjungi baru ada siang sedangkan, saya khawatir dengan adek yg saya kandung.
Ternyata Dokter ini panik, tanpa CTG (Alat meriksa kontraksi) saya langsung ditransfer ke RS Jeddah dengan ambulan. Yang jaraknya kurang lebih 1jam bila naik ambulan. Dokter ini bilang bahwa saya sudah pembukaan 2. Setiba di RS Jeddah, saya di tolak. Karena tidak ada kontraksi dan pembukaan saya masi 1. Huff (husnuzon suruh minum cendol dulu nih) 😄
Pulanglah kami ke kaust lagi, dokter yg biasa kami konsultasi pun menelpon saya dn menanyakan kabar. (MasyaAllah ni dokter care banget)
2 hari setelah kejadian, sy mengunjungi dokter yg biasa saya konsul. Beliau bilang blm ada perubahan. Masih opening 1, aku bisa pulang.
Tiba 17 Februari dini hari, saya merasakan kontraksi (ada yg mendorong). Pukul 00.30am saya ke ER (Emergency Room) bersama Hijaz dan abang.
Setelah di cek, ternyata dokter jaga ini menyampaikan bahwa saya sudah pembukaan 2. Lebih baik sy ke RS Jeddah khawatir terjadi apa2 lagi.
Sendiri di ambulance tanpa suami dan anak. Hanya ditemani suster dan tenaga medis. Dan Allah yg menemani. Dan berdoa semoga balik ke kaust sudah ber4. Aamiin
Setiba di RS, lagi dan lagi di tolak. Memang sudah ada pembukaan 2 tetapi, dokter sampaikan kalau mau normal ni masih lama. Karena baby still high (masih tinggi) dan kontraksi belum stabil.
Jam 7 pagi, semalaman tak tidur. Saya kasian ke suami dan Hijaz pastinya. Kami memutuskan mencari hotel sekitar RS. Karena sudah pembukaan 2 dan khawatir sampai kaust yg menempuh perjalanan 2jam, ternyata kontraksi lagi. Kami mencari hotel yg bisa check in lebih pagi (early). Alhamdulillah dapat.
17 Februari siang sambil mencari makan, saya minta suami ke sebuah toko baju karena koper siap isinya hanya untuk melahirkan (sy pke baju RS). Qodarullah harus bermalam di hotel. Jd sy minta suami belanja terlebih dahulu sambil muter-muter berharap pembukaan bertambah.
Balik ke hotel dan malam hari setelah isya. Saya meminta suami (lagi) untuk keliling mall bukan untuk belanja tetapi, ikhtiar supaya keesokan harinya sudah bertambah pembukaannya. Selama 1 jam muter2 mall dengan jalan cepat(power walk). Dan berharap esok sudah bertemu adek. 😊
Lagi-lagi dini hari saya merasakan kontraksi.
(Lanjut ke part 2)